Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Ogah Tutup PON Aceh-Sumut, Jokowi Takut Ditimpuk Nasi Kering

RN/NS | Minggu, 22 September 2024
Ogah Tutup PON Aceh-Sumut, Jokowi Takut Ditimpuk Nasi Kering
Makanan untuk atlet PON yang viral.
-

RN - Carut marut Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut masih jadi gunjingan. Jokowi enggan menutup acara yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara itu diduga karena sengaja untuk menghindari protes carut-marutnya penyelenggaraan pesta olahraga empat tahun sekali itu.  

Diketahui, saat ini KPK dan Mabes Polri sedang menyelidiki carut marutnya pelaksanaan PON. Carut marut berawal dari amburadulnya venue dan menu makanan atlet yang viral.

Pegiat media sosial yang juga seorang dokter, dr Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa menduga, Presiden Jokowi menghindari penutupan PON XXI karena berkaitan dengan polemik makanan para atlet yang dianggap tidak manusiawi.

Dalam unggahan di akun X pribadinya, Dr Tifa melampirkan gambar tangkap layar informasi Jokowi tak menutup gelaran PON XXI karena memilih hadir di acara pernikahan anak bakal Calon Gubernur Petahana Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Dia juga menuliskan pernyatannya dalam postingan tersebut, dan menyinggung soal kasus makanan para atlet hingga panitia pelaksana dan wasit PON XXI yang viral di sejumlah media sosial.

Di mana, tersebar video protes dari para atlet hingga panitia pelaksana dan wasit PON XXI menyebut nasi kotak yang diberikan tidak layak karena hanya berisi tempe dan nasi yang sudah kering. Dalam unggahan tersebut, Dr Tifa menyebut Presiden Jokowi dengan nama semasa kecilnya, Mulyono.

BERITA TERKAIT :
Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK, Bakal Geber OTT Ke Koruptor
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

"Mulyono enggak mau datang PON karena takut ditimpuk nasi keras dan tempe kering Rp9.500 jatah Atlet, dari yang seharusnya Rp52.500," kata Dokter Tifa dikutip Sabtu (21/9).

Jokowi seyogianya dijadwalkan hadir dalam penutupan PON XXI tahun 2024, di Stadion Utama Sumatera Utara, di Deli Serdang, sebagaimana disampaikan Panitia Besar PON XXI.

Namun, dia batal karena memilih hadir di acara pernikahan anak Khofifah. Alhasil, Presiden ketujuh RI itu diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy untuk penutupan PON XXI. 

Dikorek KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal bergerak cepat. Lembaga anti rusuah itu mengaku memantau pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Aceh-Sumatera Utara.

Pelaksanaan PON menjadi sorotan publik karena banyak dugaan permasalahan terungkap dan viral seperti venue dan masalah makanan atlet atau katering.

Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu mengatakan sudah ada informasi yang diterima KPK, termasuk mengenai kondisi arena (venue) dan pendukungnya yang tidak siap.

"Kami juga mendapat informasi dari rekan-rekan jurnalis, melalui pemberitaan-pemberitaan, ya, bahwa ada beberapa venue yang tidak siap, venue yang roboh dan lain-lain," ujar Asep saat dikonfirmasi, Kamis (19/9).

Jenderal polisi bintang satu ini memastikan berbagai informasi tersebut tidak akan didiamkan KPK. Dia mengatakan Direktorat Penerimaan Layanan dan Pelaporan Masyarakat (PLPM) KPK akan menyiapkan segala hal untuk menindaklanjuti informasi tersebut.

"Saya yakin teman-teman kita di PLPM dan ini juga sudah apa namanya bergerak untuk mengumpulkan informasi," ucap Asep.

"Syukur-syukur masyarakat atau jurnalis yang ada di Aceh maupun di Sumatera Utara, di sekitaran venue itu juga berikan laporan kepada kita, untuk kita tindaklanjuti," lanjut dia.

Pelaksanaan PON Aceh-Sumatera Utara 2024 diselimuti dengan sejumlah masalah dan menuai kritik dari banyak pihak termasuk para atlet dan pelatih. Sarana dan prasarana hajat akbar tersebut tidak memadai.

Bahkan, sejumlah cabang olahraga terpaksa menggelar pertandingan di tengah kesibukan para pekerja menyelesaikan fasilitas yang belum tuntas. Selain fasilitas yang belum beres, atlet-atlet PON juga harus menerima kenyataan mendapat makanan yang jauh dari standar laik untuk dikonsumsi.