Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Dharma-Kun Gak Direken, Calon Independen Berat Menang Di Jakarta

RN/NS | Selasa, 10 September 2024
Dharma-Kun Gak Direken, Calon Independen Berat Menang Di Jakarta
Dharma-Kun.
-

RN - Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto cuma pengembira. Calon independen Pilkada Jakarta ini dinilai tidak masuk hitungan.

Sebab, selain kasus tudingan pencatutan NIK warga, program Dharma-Kun dinilai ngawang-ngawang. Apalagi saat ini ada gerakan coblos tiga calon gubernur.

"Dharma-Kun memang berat, tidak masuk hitungan," terang pengamat politik Adib Miftahul, Senin (10/9).

Dharma-Kun kata Adib adalah fenomena adanya gerakan calon boneka dari parpol. "Cap calon boneka juga menempel di Dharma-Kun," ungkapnya.

Diketahui, KPU DKI Jakarta memutuskan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto memenuhi syarat dukungan untuk Pilgub Jakarta 2024. KPU DKI menetapkan Dharma-Kun lolos melalui mekanisme rapat pleno penetapan pasangan calon perorangan di kantor KPU DKI Jakarta, Senin (18/8/2024).

Sebelumnya, Dharma Pongrekun-Kun Wardana dinyatakan lolos verifikasi faktual syarat dukungan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta dari jalur independen. Namun, kelolosan Dharma itu diikuti dengan kehebohan karena sejumlah warga mengaku KTP-nya dicatut untuk memenuhi syarat minimal dukungan Dharma-Kun.

Dharma-Kun lolos verifikasi setelah hasil rekapitulasi akhir data yang memenuhi syarat 677.468 data dan melebihi syarat dukungan minimal 618.968 dukungan.

Sementara Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ikut berkomentar soal gerakan 'Anak Abah Tusuk 3 Paslon' di tengah persaingan tiga bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

Ia menilai fenomena seperti itu sudah ada sejak zaman Soeharto menjadi Presiden RI atau era Orde Baru.

"Itu fenomena itu dari zaman Pak Harto sudah ada tiga-tiga. Itu cuma tiga partai dulu," kata Ahok di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/9).

Sebutan 'Anak Abah' merupakan panggilan bagi pendukung mantan Gubernur DKI Anies Baswedan. Sebutan itu ramai digunakan di media sosial saat Pilpres 2024. Gerakan 'Anak Abah Coblos Tiga Paslon' kemudian ramai di media sosial usai Anies tak maju Pilgub Jakarta.

BERITA TERKAIT :
Dharma Mau Bikin Kolam Pipi Monyet, Ojol: Rakyat Gak Paham Bro 
Minta Debat Pilkada DKI Jangan Pakai Singkatan, Pramono Parno Gigran Ya? 

Ahok yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun membeberkan kiat-kiat untuk menggaet suara generasi muda di Pilgub Jakarta.

Baginya, pemilih muda jauh lebih rasional dan lebih kritis. Karena itu, para kandidat harus bicara data dan masuk akal ketika mengutarakan janji-janji kampanye.

"Jangan yang ngawang-ngawang. Anak-anak muda sekarang mah enggak bisa dibohongi, kamu ngomong apa langsung liat muka kamu tahu sudah tahu ini bohong apa enggak nih," kata dia.

Ahok pun bicara soal sosok Pramono Anung yang diusung PDIP sebagai cagub DKI Jakarta. Ia yakin Pramono dapat mengerjakan berbagai tugas gubernur Jakarta jika nanti terpilih.

Ia bahkan meyakini Pramono memiliki sikap yang lebih lembut ketimbang dirinya ketika memimpin Jakarta.

"Kalau Mas Pram, saya kira jauh lebih baik. Bahkan jauh lebih sejuk jakarta dengan Pak Pram," tuturnya.

Sementara itu, Ketua KPU DKI Jakarta Wahyu Dinata merespons gerakan 'Anak Abah Tusuk 3 Paslon' ini dengan mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih sesuai mekanisme.

"Pada prinsipnya kami dari KPU DKI mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan benar, tentunya mencoblos yang benar itu ada mekanismenya," kata Wahyu kepada wartawan, Minggu (8/9).

Sebelumnya ada gerakan 'tusuk tiga pasangan calon' di Pilkada Jakarta yang diduga datang dari pihak yang mengatasnamakan 'Anak Abah'.

'Anak Abah' merupakan panggilan bagi pendukung mantan Gubernur DKI Anies Baswedan. Sebutan itu ramai digunakan di media sosial saat Pilpres 2024 lalu.