Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Putus Cinta, ABG Sukabumi Datangi RSUD Minta Disuntik Mati

RN/CR | Jumat, 01 Februari 2019
Putus Cinta, ABG Sukabumi Datangi RSUD Minta Disuntik Mati
RSUD R. SYAMSUDIN, S.H. KOTA SUKABUMI -Net
-

RADAR NONSTOP - Ternyata bukan hanya Puput (Ahok) yang nekat bila sudah jatuh cinta. Puput hanya ganti Agama dan keluar dari kepolisian karena ingin menikah dengan Ahok.

ABG Sukabumi ini malah lebih nekat. Gara - gara diputus pacar, ia mendatangi RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. Bukannya untuk berobat, ABG berusia 18 tahun ini minta disuntik mati.

"ABG masih berstatus sebagai pelajar ini datang ke rumah sakit dan langsung minta ke petugas medis untuk disuntik mati. Saat kami menanyakan apa alasannya, perempuan tersebut mengaku baru putus dengan pacarnya," kata Humas RSUD R Syamsudin SH, Wahyu Handriana, seperti dilansir Antaranews.com, Kamis (31/1/2019).

BERITA TERKAIT :
Bogor Sudah Dilanda Bencana, Puluhan Rumah Rusak Dan Longsor Di Mana-Mana
Banjir & Tanah Longsor Ancam Bogor Hingga Sukabumi 

Informasi yang dihimpun, ABG tersebut tiba-tiba datang ke rumah sakit milik Pemerintah Kota Sukabumi tersebut pada Kamis, dan masuk ke ruang instalasi gawat darurat (IGD).

L yang datang sendiri tersebut langsung mendatangi sejumlah petugas dan meminta untuk segera disuntik mati.

Petugas yang mendengar keinginan dari ABG itu langsung dibuat kaget dan mengamankannya ke ruang khusus.

Di ruangan itu L bercerita panjang lebar perihal keinginannya agar disuntik mati.

Mendengar keluh kesah dari L, akhirnya disimpulkan bahwa dirinya tengah depresi akibat putus cinta.

Akhirnya petugas rumah sakit pun berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mencari tahu keberadaan keluarganya sebagai antisipasi mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kami pernah juga menangani kasus seperti ini, jadi pihak rumah sakit memutuskan untuk melakukan pendampingan terhadap L disamping juga berkoordinasi dengan polisi untuk diawasi," kata Wahyu.

Wahyu mengatakan, yang dikhawatirkan L bertindak nekat apalagi tengah depresi, sehingga pengawasan ketat, baik dari kepolisian dan orangtuanya perlu dilakukan, jangan sampai terjadi sesuatu terhadap dirinya.