Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Ogah Jadi Pecundang, Gerindra Mulai Elus-Elus Anies Dan Ahok Lagi...

RN/NS | Rabu, 17 Juli 2024
Ogah Jadi Pecundang, Gerindra Mulai Elus-Elus Anies Dan Ahok Lagi...
Anies Baswedan, Ahok dan Ridwan Kamil.
-

RN - Anies Baswedan masih menjadi magnet di Jakarta. Nah, DPP Partai Gerindra tak menampik tengah mempertimbangkan 3 tokoh untuk diusung menjadi bakal calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024. 

Tiga nama itu yakni mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan politikus Partai Golkar Ridwan Kamil.  

Tentu ada alasan kenapa 3 nama masuk pertimbangan Gerindra. Karena 3 tokoh itu mempunyai elektabilitas tertinggi dari sejumlah bakal calon yang masuk bursa di Pilkada Jakarta. 

BERITA TERKAIT :
RK-Suswono Menang Survei, Tapi Gak Jaminan Jadi Gubernur Jakarta
Diguyur Duit Rp 200 Juta Dan Naikan Gaji, RK Lagi Tebar Janji Ke RW & RT

Diketahui, Anies dan Ahok saat memenangkan Pilkada DKI didukung Gerindra.

"Ada (yang menjadi prioritas partainya dari 3 nama itu)," kata Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani, kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7). 

Namun begitu, Muzani menegaskan, partainya belum memutuskan siapa yang akan didukung dalam gelaran pesta demokrasi yang berlangsung pada 27 November mendatang tersebut. 

Sebab hingga saat ini, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih melakukan pencarian siapa sosok terbaik yang pantas diusung menjadi bakal calon Gubernur Jakarta. 

"Sekali lagi Jakarta menjadi salah satu tempat yang memerlukan waktu, Pak Prabowo melakukan telaah pendalaman dari pandangan dan pemikiran yang berkembang di masyarakat," kata Wakil Ketua MPR RI ini. 

Lebih jauh, Muzani berharap gelaran Pilkada Serentak 2024 menjadi wadah kebersamaan dalam perbedaan, tapi tidak dipaksakan.

“Itu yang ingin ditunjukkan oleh Pak Prabowo, sehingga kalau kita berbeda bagaimana kebersamaan itu kita bangun secara bersama-sama. Kalau kita dalam pilihan politik tak sama, tentu saja tak bisa dipaksakan harus sama,” tandasnya.