RN - Merendah untuk menaikan nilai tawar biasa dalam politik. Seperti yang dilakukan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) yang biasa disapa HBH ini merendah. Dia menanyakan apakah dirinya pantas menjadi Gubernur DKI.
"Pertanyaan saya satu saja, apakah saya pantas saya jadi Gubernur DKI?" ujar HBH dalam program d'Rooftalk detikcom, Rabu (10/7/2024).
BERITA TERKAIT :HBH mengatakan diri merupakan seorang ASN. Dia juga mengaku memiliki niat untuk bekerja dengan baik.
"Saya pertama ASN, yang kedua saya memang niat bekerja dengan baik," kata HBH.
Dia menyebut maju Pilkada membutuhkan banyak hal. Salah satunya, kata HBH ialah punya komunikasi politik yang baik.
"Kalau nanti Pilkada itukan banyak lah ya. Pilkada itu harus pintar berpolitik, komunikasi politiknya bagus, katanya saya komunikasi politiknya kurang bagus, mungkin bisa janji-janji politik, apakah di diri saya itu ada?" kata Heru Budi.
"Surveinya di atas 5%, ya kalau mau majukan harusnya 40% lah, tapi kan sekarang belum ada tuh," sambungnya.
HBH juga mengatakan kebijakan selama dia menjabat Pj Gubernur juga bukan kebijakan yang populer. Sehingga, menurutnya bisa saja masyarakat tidak memilihnya.
"Kebijakan yang saya ceritakan adalah yang tidak populer, meraphkan KJP, merapikan KJMU itu tidak populer. Apa iya kebijakan saya tidak populer tapi demi keberlangsungan Jakarta, demi keutuhan masyarakat, yang tidak mampu semua dapat. Yang tidak populer itukan menjadi sesuatu juga buat pemilih kan. Mungkin juga banyak yang nggak milih saya," tuturnya.
Tapi beberapa sumber di parpol menyebutkan, kalau beberapa orang yang mengaku sebagai pendukung HBH sudah melobi beberapa parpol. HBH kabarnya mencari kepastian dukungan untuk maju pilkada.
"HBH pakai ilmu kura-kura. Muncul tenggelam dan muncul lagi, padahal mau dia," tegas sumber di Partai Demokrat yang namanya enggan disebutkan.
Diketahui, Demokrat memang getol menyuarakan HBH maju. DPD Partai Demokrat Jakarta tak goyah mengusung HBH di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
HBH dinilai mirip mantan Gubernur Jakarta Fauzi Bowo atau Foke.
"Foke kan birokrat tulen, yang kita perlukan yang seperti itu. Bukan yang menjadikan Jakarta sebagai panggung politik untuk Pilpres 2029. Jadi biar fokus," ujar Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Mujiyono saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024.
Mujiyono tak menyalahkan HBH yang belakangan merespons negatif dukungan kepadanya. Sebab, Heru masih berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
"Enggak mungkin saya asal ngomong doang. Yang pasti, beliau masuk di dalam kriteria yang kami harapkan," tandasnya.