RN - Wajar jika Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono alias HBH murka. Sebab, peredaran judi online alias judol marak di Jakarta.
Satgas Judi Online yang dipimpin Menko Polhukam Hadi Tjahjanto mengatakan DKI Jakarta menduduki peringkat kedua dengan 238.568 orang pelaku dan transaksi Rp2,3 triliun. Terparah ada di Jakarta Barat nilai transaksi Rp 792 miliar, Jakarta Timur nilai transaksi Rp 480 miliar dan Jakarta Utara nilai transaksi Rp 430 miliar.
Sementara untuk kecamatan yang terparah ada di Cengkareng dengan 14.782 orang dan transaksi Rp176 miliar, Tanjung Priok dengan 9.554 orang dan transaksi Rp139 miliar, Kemayoran dengan 6.080 orang dan transaksi Rp118 miliar, Kalideres dengan 9.825 orang dan transaksi Rp113 miliar serta Penjaringan dengan 7.127 orang dan transaksi Rp108 miliar.
BERITA TERKAIT :Mas Heru sapaan akrab HBH mengaku akan memanggil camat hingga lurah yang wilayahnya terdapat pelaku dan nilai transaksi judi online terbesar di Jakarta.
"Manggil dan sudah ada instruksi di grup pejabat DKI untuk mengingatkan hal ini (judi online)," kata Heru kepada wartawan, Rabu (26/6).
Heru menegaskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius dalam menangani judi online yang kini merajalela.
Oleh karena itu, ia meminta para wali kota berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk memberantas judi online. "Judi online menjadi prioritas untuk ditangani serius, maka saya mendukung penanganan ini secara bersama-sama. Saya sudah minta walikota masing-masing untuk koordinasi dengan Polres setempat," ucapnya.
Bahkan Heru juga sudah mengendus adanya camat dan lurah yang hanya getol menghadiri acara seremonial lalu diunggah di media sosial (medsos). Camat dan lurah pansos atau sosial climber hanya untuk mencari panggung dan membuat namanya semakin dikenal khalayak ramai.
Seperti diberitakan, Ketua Satgas Judi Online, Hadi Tjahjanto mengatakan DKI Jakarta menduduki peringkat kedua setelah Jawa Barat dengan 238.568 orang pelaku judol dan transaksi Rp2,3 triliun.
Di Kecamatan Tambora tercatat ada 7.916 pemain judi online dengan peredaran uang Rp196 miliar.
Lalu Kecamatan Cengkareng dengan 14.782 pelaku dan nilai transaksi Rp176 miliar. Kecamatan Tanjung Priok dengan 9.554 pelaku dan nilai transaksi Rp139 miliar.
Kemudian Kecamatan Kemayoran dengan 6.080 pelaku judi online dengan nilai transaksi Rp118 miliar. Kecamatan Kalideres dengan 9.825 pelaku dengan nilai transaksi Rp113 miliar. Kecamatan Penjaringan dengan 7.127 pelaku dan nilai transaksi Rp108 miliar.
Sementara Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto mengingatkan kepada warganya agar tidak kegilaan dengan bermain judi online. Hal itu guna menyelamatkan masa depan anak dan istri.
"Warga Jakbar jangan main judi online, merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat,"ujar walikota, Rabu (26/06/2024).
Menurut pria yang akrab disapa Kang Uus ini menyarankan, sebaiknya uang hasil kerja ditabung untuk wewujudkan impian serta persiapan dihari tua. "Bagusnya duit ditabung dan jangan coba-coba main judi," ucapnya.