Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Tutup 5 Pabrik, Waspada PHK Besar Di PT Kimia Farma Tbk

RN/NS | Kamis, 20 Juni 2024
Tutup 5 Pabrik, Waspada PHK Besar Di PT Kimia Farma Tbk
-

RN - Rencana penutupan pabrik oleh PT Kimia Farma Tbk disorot. Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Gerindra M Husni memprotes. 

Kata dia, proses membuat pabrik sangat sulit tapi malah akan ditinggalkan begitu saja.

"Ini Kimia Farma mempunyai 10 pabrik mau ditutup 5. Hebat ini Pak, bangun pabrik itu setengah mati. Tapi kalau meninggalkannya, seperti tekan tombol saja," katanya dalam RDP di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2024).

BERITA TERKAIT :
KFC Jebol Rp 557 Miliar Dan PHK Ribuan Karyawan, Apakah Dampak Boikot?
Pabrik Di Bekasi Terbakar, Datanya 7 Orang Tewas Tapi 12 Kantong Jenazah Masuk RS Polri  

Pernyataan itu lantas ditanggapi Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk David Utama. Ia menjelaskan pihaknya memang akan melakukan rasionalisasi pabrik yang menyesuaikan dengan keadaan.

Saat dikonfirmasi apakah Kimia Farma akan melakukan divestasi atau menjual pabriknya, ia menyebut perlu proses lanjutan. Kalau pun ada karyawan yang terdampak ia berjanji bakal menyelesaikan sesuai aturan yang berlaku.

"(Karyawan) akan kita jalankan secara peraturan kalau ada dampaknya kan. Pasti kita jalankan dengan adil sesuai peraturan yang ada," terang David.

Ia menyebut rasionalisasi ini tidak akan dilakukan tahun ini, mengingat perizinannya butuh waktu hingga dua tahun. David sebelumnya mengungkap Kimia Farma menghadapi tantangan dari sisi manufakturnya.

Sejak pertama kali didirikan, kata dia, Kimia Farma tidak pernah melebihi angka 40% dalam hal utilisasi.

"Sebenarnya semenjak Kimia Farma Tbk dibentuk, utilisasi pabrik yang terpakai itu tidak pernah melebihi angka 40%. Jadi waktu tadi ditanya, enak banget bikin pabrik tapi sekarang tanggung jawabnya seperti apa," bebernya.

"Jadi hari ini kalau tidak mengambil keputusan untuk melakukan rasionalisasi pabrik, tanggung jawab kami tambah berat kerena membiarkan ini jadi masalah ke depannya," pungkasnya.