RADAR NONSTOP - Orang tua murid mengeluhkan mobilisasi guru nonton bareng film yang Terima Kasih Cinta.
Manfaat nobar pun dipertanyakan. Soalnya, dengan adanya kegiatan nobar tersebut, wali murid terpaksa rogoh dompet lebih dalam.
“Nggak ada pemberitahuan sama sekali, tiba - tiba anak saya minta duit. Katanya buat nonton film di bioskop, wajib dari sekolahan,” ujar salah seorang wali murid di SMP Negeri 36 Bekasi.
BERITA TERKAIT :Dia mempertanyakan pentingnya acara nobar yang digelar di jam sekolah itu. Belum lagi soal pungutan yang dikutip sebesar Rp50 ribu dari siswa, dengan rincian Rp25 ribu untuk pembelian tiket dan Rp25 ribu untuk menyewa alat transportasi.
“Belum lagi anak pasti juga minta uang saku buat jajan di bioskop. Mana tanggal tua begini,” sesal orangtua tersebut.
Kepala SMP Negeri 36 Kota Bekasi, Widodo, mengakui pihaknya telah membawa siswa-siswi di jam sekolah ke bioskop terdekat untuk menonton film yang diperankan putri Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi bernama Bunga Jasmine Azalea dan putra Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono bernama AZ Bintang Kamil itu.
Ia mengungkapkan kegiatan nobar siswanya tersebut berawal dari anjuran yang disebar di grup Whatsapp kepala sekolah SMP se-Kota Bekasi.
“Bukan diimbau ya, tapi dianjurkan. Melalui grup Whatsapp dari salah seorang dari Dinas Pendidikan. Tapi pastinya siapa, saya lupa. Soalnya, sudah saya hapus pesannya,” ungkap Widodo.
Ia menolak jika kegiatan itu disebut sebagai kegiatan wajib. “Tidak ada paksaan bagi siswa. Buktinya, dari 1.054 siswa SMPN 36, hanya 364 siswa yang mengikuti anjuran nobar tersebut,” terangnya.
Tidak berbeda dengan SMP Negeri 36, siswa SMP Negeri 46 juga mendapat anjuran yang sama untuk menonton film tersebut.
Salah seorang guru SMP Negeri 46 yang tidak mau disebut identitasnya mengatakan pihaknya telah menjadwalkan kegiatan nobar itu pada Senin (28/1/2019).
Guru lainnya, yang juga meminta tak disebutkan namanya, menambahkan, anjuran nobar itu datang dari kepala sekolah lewat grup Whatsapp.
Saat ditemui, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Ali Fauzi, membenarkan adanya imbauan tersebut. Menurutnya, imbauan itu dikeluarkan karena film itu disebutnya sebagai produk Kota Bekasi.
“Film itu 70% background diambil di Kota Bekasi. Kita sebagai masyarakat harus ada kebanggaan. Tidak ada instruksi, hanya imbauan,” ungkap Ali.