RN - Ahmed Zaki Iskandar terus digadang-gadang menjadi Gubernur Jakarta. Walau surveinya nyungsep tapi mantan Bupati Tangerang itu akan tetap didorong.
Golkar mengklaim punya cara untuk memenangkan Zaki di Jakarta. Salah satu caranya yakni, Golkar akan meniru Anies Baswedan yang sukses mengalahkan Ahok saat Pilkada 2017.
Zaki dinilai sukses meningkatkan raihan kursi DPRD DKI Jakarta Fraksi Golkar, dari 6 kursi menjadi 10 kursi hingga mendapat posisi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta pada 2024 mendatang.
BERITA TERKAIT :"Ketua Zaki udah lama dipersiapkan oleh ketum (Airlangga) dan DPP, terus ngapain dia Bupati Tangerang lalu dia pimpin Ketua Golkar DKI Jakarta? Kurang kerjaan. Kalau tidak untuk persiapan ke sana, apalagi Golkarnya menang dari partai nomor 8 ke nomor 5. Dari 6 ke 10, prestasi, pengalaman juga oke," kata Sekretaris DPD DKI Jakarta Basri Baco saat ditemui di sela rapat pembahasan LKPJ Gubernur DKI Jakarta di Grand Cempaka Resort, Jalan Raya Puncak, Bogor, Jumat (26/4/2024).
Basri mengakui hasil survei Zaki tak begitu mentereng jika dibandingkan dengan nama-nama besar lain yang masuk bursa Cagub DKI, misalnya Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Namun, Basri menekankan elektabilitas bukan satu-satunya faktor penentu pemenangan.
"Hasil survei terakhir memang belum terlalu besar, tapi elektabilitas bukan satu-satunya indikator," tegasnya.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta itu lantas mencontohkan elektabilitas Anies Baswedan saat pertama kali diusung sebagai Cagub DKI Jakarta 2017. Kala itu, Anies bahkan berada di urutan terakhir yang elektabilitasnya rendah dibandingkan kompetitornya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Seiring berjalannya waktu, elektabilitas Anies Baswedan dan Sandiaga Uno terus mengalami peningkatan hingga keluar sebagai pemenang Pilgub DKI Jakarta 2017.
"Masih ingat zaman Anies-Ahok saat survei pertama? Anies nomor berapa? Tiga. (tapi) jadi tuh. (Urutan) Nomor tiga, nggak dilirik, Anies-Sandi. Faktanya jadi Gubernur tuh, ngalahin Ahok yang saat itu di survei 51% lebih," ucapnya.
"Karena Golkar mendukung Ahok saat itu salah satunya karena survei. Jadi elektabilitas atau popularitas bisa tapi menurut saya tidak utama, bukan penentu satu-satunya karena fakta membuktikan zaman Anies bisa kejadian," sambungnya.
Basri membeberkan tiga kader Golkar yang masuk dalam bursa Cagub DKI Jakarta. Ketiganya yaitu Ahmed Zaki, Ridwan Kamil dan Erwin Aksa.
Ketiga kader itu ditugaskan DPP melakukan sosialisasi serta mulai menggalang dukungan ke warga Jakarta.
"Ada 3 kader terbaik partai yang ditugaskan untuk mulai menggalang, bersosialisasi di DKI Jakarta. Sampai saat ini ada RK, Ahmed Zaki Iskandar dan Erwin Aksa," terangnya.
Namun, dari ketiga nama tersebut, Basri menyebut saat ini Ridwan Kamil nyaris dipastikan maju dalam Pilgub Jabar mendatang. Sementara Erwin Aksa disebut tengah menimbang-nimbang melepas posisi caleg DPR RI terpilih.
"Yang pertama RK rasanya sudah hampir pasti di plot Jabar. Dari DPP begitu. Info yang saya dapat hampir pasti RK sudah hampir pasti diplot di Jabar," ujarnya.
"Yang kedua dengan ada aturan bahwa caleg terpilih yang maju harus mundur ketika mendaftarkan menjadi calon kepala daerah maka Pak Erwin kayaknya agak banyak pertimbangan. Nah sehingga kemungkinan besar tetap Ketua Zaki. Apakah nomor 1, apa nomor 2, DKI Jakarta lagi coba meramu, mematakan dengan partai-partai lain siapa punya calon, namun semuanya DPP, tetap semuanya DPP," imbuhnya.