Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Dolar AS Makin Galak, Rupiah Bisa Limbung, Dampak Perang Iran-Israel? 

RN/NS | Rabu, 17 April 2024
Dolar AS Makin Galak, Rupiah Bisa Limbung, Dampak Perang Iran-Israel? 
-

RN - Dolar Amerika Serikat (AS) makin galak. Diprediksi nilai tukar dolar ke rupiah cenderung tertekan. 

Pada Rabu (17/4), rupiah tergelincir 76 poin atau 0,47 persen menjadi Rp16.252 per dolar AS.

Kemarin, Selasa (16/4), rupiah ditutup melemah 2,07 persen ke Rp16.175,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,08 persen ke 106,29.

BERITA TERKAIT :
Apes, Kiper Iran Dihukum Gara-gara Cewek
Ngeri Banget, Amerika Bakal Suntik Duit Untuk Israel Dan Ukraina

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah masih akan ditutup melemah pada rentang Rp16.160-Rp16.250 per dolar AS pada Rabu (17/4). Menurutnya,  Rupiah juga menghadapi sikap Federal Reserve yang masih ragu memangkas suku bunga sehingga dolar AS cenderung tinggi.  

Ia menjelaskan salah satu penyebab penguatan indeks dolar adalah karena menguatnya data ekonomi AS, salah satunya data penjualan ritel yang naik 0,7 persen dari bulan lalu.

The Fed bisa saja menaikkan suku bunga karena eskalasi konflik yang tinggi di timur tengah. Di sisi lain, menurutnya, komentar dari pejabat The Fed yang mengatakan kemungkinan besar The Fed tidak akan menurunkan suku bunga di semester II/2024 atau hanya menurunkan 25 bps membuat indeks dolar kembali mengalami penguatan.

Konflik Iran-Israel juga kemungkinan membuat indeks dolar akan menuju 110-112, yang merupakan level tertinggi sepanjang masa yang ditakutkan pasar.

Dampaknya untuk Indonesia akan membuat harga minyak mentah mengalami kenaikan sampai 100 dolar AS per barrel dan ini akan membuat impor minyak Indonesia membengkak.

"Indonesia adalah salah satu importir minyak mentah terbesar di Asia," kata Ibrahim.

Selain Rupiah, mata uang lain di kawasan Asia juga ditutup bervariasi pada Selasa sore. Yen Jepang turun 0,10 persen, dolar Singapura turun 0,12 persen, dolar Taiwan turun 0,36 persen , won Korea Selatan turun 0,77 persen, dan peso Filipina turun 0,31 persen.

Rupee India juga terdampak dan mengalami penurunan 0,09 persen, juga dengan yuan China yang melemah 0,02 persen, ringgit Malaysia melemah 0,29 persen. Beda halnya dengan baht Thailand yang naik 0,25 persen.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu sebelumnya meramal defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bisa lebih besar alias boncos hingga rantai pasok akan terganggu jika ketegangan ini berlanjut.

Eks Menteri Perdagangan Indonesia periode 2004-2011 itu mengatakan apabila Israel membalas serangan Iran, maka perekonomian dunia akan terganggu, termasuk ke Indonesia. Besaran dampaknya tergantung pada bagaimana cara pembalasan yang direncanakan Israel.

"Nah, untuk Indonesia apa pengaruhnya? Rantai pasok melalui Suez kanal akan mengalami gangguan, sehingga ada gangguan terhadap input kita, apakah itu minyak, gandum maupun produk dari Eropa yang lainnya," ujarnya dalam Diskusi Perkumpulan Alumni Eisenhower Fellowships Indonesia, Senin (15/4).

#Dolar   #Iran   #Rupiah