Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Gandeng NasDem Dan PKB Untuk Koalisi, Prabowo Ingin Kuat Di Parlemen

RN/NS | Senin, 25 Maret 2024
Gandeng NasDem Dan PKB Untuk Koalisi, Prabowo Ingin Kuat Di Parlemen
Edisi cetak Radar Nonstop.
-

RN - Prabowo Subainto bakal membangun koalisi gemuk. Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat dinilai belum bisa menjadi kekuatan di parlemen. 

Saat ini Prabowo sedang berusaha menggandeng NasDem dan PKB. Aksi Prabowo membuat resah parpol koalisi soal jatah menteri yang bisa berkurang. 

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menyebut partainya tak mengkhawatirkan soal jatah kursi menteri apabila jumlah partai politik pendukung Prabowo-Gibran bertambah. Prabowo diketahui sedang berupaya memperbesar koalisi partai pendukungnya.

BERITA TERKAIT :
Yusril Diklaim Jadi Menko Polhukam, Yang Lain Jangan Baper Ya... 
Prabowo Utak-Atik Komposisi Menteri, Dampak PKB & NasDem Masuk Koalisi? 

"Soal kabinet, PAN menyerahkan kebijakannya kepada presiden dan wakil presiden terpilih. PAN santai saja," kata Viva, Minggu (24/3/2024).

Prabowo saat menyambangi markas PAN pada Kamis lalu memberikan sinyal bahwa partai berlogo matahari putih itu bisa saja mendapatkan kursi menteri lebih banyak dari rencana awal. Pernyataan Prabowo itu disambut dengan tepuk tangan oleh elite PAN yang hadir.

Viva mengatakan, PAN tidak hanya santai ihwal jatah kursi menteri, tapi juga gembira apabila ada tambah partai politik yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), nama koalisi partai pengusung Prabowo-Gibran. 

"PAN menyambut gembira jika KIM itu anggotanya bertambah karena akan menambah kekuatan di DPR RI," ujarnya.

Sebagai gambaran, Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PAN diprediksi total mendapatkan 280 kursi DPR hasil Pileg DPR 2024. Empat partai pendukung Prabowo-Gibran itu jelas belum menjadi mayoritas di parlemen karena total kursi mereka baru 48,2 persen dari keseluruhan kursi.

Viva menjelaskan, pemerintah Prabowo-Gibran kelak sebaiknya mendapatkan dukungan mayoritas atau lebih dari 50 persen di parlemen. Dengan begitu, stabilitas politik nasional bisa terjaga dan program kerja pemerintah bisa berjalan secara efektif.

Meski demikian, Viva tak setuju apabila upaya membangun koalisi besar ini dianggap sebagai pemberangusan oposisi dan daya kritis. Sebab, tidak semua partai politik akan diajak bergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pasangan capres-cawapres pemenang Pilpres 2024, Prabowo-Gibran akan berupaya membangun koalisi besar demi memajukan Indonesia secara bersama-sama.

"Kita akan terus membangun koalisi besar dengan berbagai macam partai politik yang ada di Senayan dan komunikasi itu sekarang sudah berlangsung," kata Muzani di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024).

Muzani menyebut, komunikasi dengan partai politik yang bukan pendukung Prabowo-Gibran sejauh ini hasilnya positif. Perkataan Muzani itu terbukti ketika ketua umumnya, Prabowo Subianto menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Jumat (22/3/2024).

Usai keduanya menggelar pertemuan tertutup di Nasdem Tower, Prabowo berkata kepada awak media bahwa dirinya mengajak Nasdem bergabung dalam koalisi partai pendukung pemerintahannya. Adapun Paloh mengklaim bahwa kemungkinan partainya bergabung masih 50:50.