RN - Tawuran pada anak remaja seringkali meresahkan masyarakat karena berdampak buruk terhadap lingkungan dan anak anak yang ada di sekitarnya.
Masa remaja adalah masa transisi dimana remaja berada pada masa peralihan dari kanak kanak menuju dewasa. Pada masa ini remaja ingin mandiri dan memiliki kebebasan, ingin mencoba hal hal baru yang cenderung beresiko, berkelompok dengan teman seusianya (geng).
Perubahan emosional atau mood yang berlangsung dengan cepat dan mengembangkan hubungan sosial yang lebih luas dan kuat.
BERITA TERKAIT :Pada masa ini remaja perlu bimbingan dan arahan dari orang dewasa di sekitarnya agar tugas perkembangan yang sedang dijalani dapat berkembang dengan baik dan positif.
Demikian pernyataan itu disampaikan oleh praktisi pendidikan Nini Fitriani menyikapi aksi tawuran yang terjadi di Jalan Kertajaya, Kel. Penjaringan Jakarta Utara pada Jumat 08 Maret 2024 dinihari.
Jika remaja tidak mendapatkan pembinaan yang benar dan positif ujar Nini, maka remaja akan melakukan berbagai hal yang negatif. Karena ingin unjuk kemampuan sesuai yang ia fahami.
"Emosi yang mudah terpengaruh dan bergejolak bisa jadi mereka rentan melakukan hal negatif termasuk tawuran di kalangan remaja. Biasanya tawuran ini dipicu oleh masalah masalah sederhana seperti perebutan pacar, ada teman gengnya yg diganggu kelompok lain, dsb.,"pungkasnya.
Bukan hanya itu saja saran Nini, sekolah sebagai institusi pendidikan juga harusnya mampu memberikan pembinaan dengan melakukan kegiatan kegiatan positif.
"Setelah pembelajaran dalam bentuk ekskul atau kerja kelompok produktif yang mampu memfasilitasi energi dan emosi pelajar,"imbuhnya.
Selain peran dunia pendidikan, peran serta orangtua juga seharusnya mampu mendampingi anak anak menghadapi masa remajanya.
"Jalin komunikasi positif dengan anak, karena orangtua sebaiknya juga bisa jadi teman dan sahabat bagi anak. Ketika anak melakukan sebuah kesalahan orangtua bisa mengkomunikasikannya dengan baik,"tukasnya.
Diungkapkan Nini, dalam mendidik anak, sebaiknya jangan langsung dimarahi dengan kesalahan yang ia perbuat.
"Orangtua perlu memberi ruang kepada anak untuk menceritakan tentang apa yg dialami sesungguhnya meski itu menjadi kesalahannya. Anak diarahkan untuk dapat belajar dari kesalahan dan tak mengulangi lagi kesalahan tersebut,"bebernya.
Nini berharap, peran sekolah dan pendidikan sangat penting dalam mendampingi remaja agar lebih terarah, positif yang menjadi awal yang baik untuk memasuki masa dewasa kelak