Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Kerja Sampai 2 Pagi, KPPS DKI: Honor Buat Beli Jamu Dan Pijit  

RN/NS | Kamis, 15 Februari 2024
Kerja Sampai 2 Pagi, KPPS DKI: Honor Buat Beli Jamu Dan Pijit  
Ilustrasi
-

RN - Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengaku gempor. Para petugas di TPS itu terkapar lantaran harus kerja dari pagi hari hingga dini hari. 

"Buka TPS jam 7-8 malam, selesai jam 2 pagi. Ini gila, honor habis beli jamu ama pijet aja deh," tegas anggota KPPS di Jakarta Barat, Kamis (15/2). 

Bapak satu anak itu mengaku, dirinya terpaksa bolos kerja. "Tidur kurang, badan lemes dan pegel semua. Honor besar keluar lebih besar," bebernya.   

BERITA TERKAIT :
Kang Uus Melalui Aspem Jakbar Minta Camat dan Lurah Monitoring Pembentukan KPPS
KPU DKI Buka Lowongan Untuk 1.021 Orang, Untuk Jadi Bemper Pilkada 2024

Diketahui, Mengacu pada SK Menkeu Nomor S-647/MK.02/MK/2022, berikut besaran gaji petugas KPPS pemilu dan dana lainnya:

- Gaji ketua KPPS: Rp 1,2 juta

- Gaji anggota KPPS: Rp 1,1 juta

- Gaji satuan perlindungan masyarakat (satlinmas): Rp 700 ribu

- Gaji ketua KPPS luar negeri: Rp 6,5 juta

- Gaji sekretaris KPPS luar negeri: Rp 6 juta

- Gaji satlinmas luar negeri: Rp 4,5 juta

- Santunan jika luka sedang: Rp 8,25 juta per orang

- Santunan jika luka berat: Rp 16,5 juta per orang

- Santunan jika cacat permanen: Rp 30,8 juta per orang

- Santunan jika meninggal dunia: Rp 36 juta per orang

- Bantuan biaya pemakaman: Rp 10 juta per orang

Dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dilaporkan meninggal dunia saat melakukan tugasnya pada Pemilu 2024, Rabu (14/2/2024). Salah seorang petugas dilaporkan berasal dari Kabupaten Tangerang, Banten, sementara satu orang lainnya merupakan seorang Ketua KPPS di Banyuwangi, Jawa Timur.

Keduanya diduga meninggal akibat kelelahan saat melakukan tugasnya pada Pemilu 2024. Petugas KPPS di Tangerang bernama Satriawan (44 tahun) disebut meninggal pada pukul 19.30 WIB.

Kepala Puskesmas Pasar Kemis dr Salwah, menjelaskan Satriawan tidak sadarkan diri ketika proses penghitungan surat suara berlangsung. Para petugas di lokasi langsung memberikan bantuan medis dengan membawanya ke klinik terdekat sebagai upaya penanganan.

Almarhum Satriawan diketahui bertugas sebagai KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 86, Kelurahan Sindang Sari. Ia diketahui memiliki riwayat penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

"Dari keterangan pihak keluarga memang dia ini memiliki darah tinggi, karena hasil pemeriksaan tensi tekanan darahnya itu sampai 140," ujarnya, dikutip Antara.

Petugas KPPS lain yang meninggal dunia saat menjalankan tugas adalah Ketua KPPS di TPS 18 Desa/ Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur bernama Dul Hanan (50).

"Iya benar ada salah seorang KPPS kami yang meninggal dunia. Dia bertugas sebagai ketua KPPS di TPS 08," kataAbdul Konik Divisi SDM Parmas Desa Singojuruh, dikutip dari detikJatim.

Konik bercerita almarhum meninggal sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, TPS masih berlangsung proses perhitungan surat suara capres-cawapres.

Selesai menghitung surat suara, almarhum lalu mengeluh pusing dan sesak napas. korban lalu meminta untuk diantarkan periksa ke puskesmas terdekat.

Namun setelah dari puskesmas kondisinya kian memburuk dengan napasnya tersengal-sengal. Korban selanjutnya dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Rogojampi. Di rumah sakit tersebut, korban lalu diberikan bantuan oksigen. Kondisinya sempat membaik, meskipun napasnya saat itu masih tersengal.

Dul Hanan diberikan bantuan oksigen dan kondisinya sempat membaik di rumah sakit, meski napasnya masih sering tersengal. Tak lama setelah dijenguk, para petugas PPK mendapat kabar kondisi Dul Hanan kian memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.
 

#KPPS   #TPS   #HonorTPS