Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Megawati Siap Pesta Besar Di Kampung Jokowi, Bansos Jangan Diklaim Segelintir Orang

RN/NS | Minggu, 11 Februari 2024
Megawati Siap Pesta Besar Di Kampung Jokowi, Bansos Jangan Diklaim Segelintir Orang
Megawati kampanye di Solo.
-

RN - Kesal Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri nampaknya bukan sandiwara. Di hadapan ribuan pendukung Ganjar-Magfud, Mega siap pesta besar.

Mega berjanji akan menggelar pesta besar jika pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD menang di Pilpres 2024. Hal itu diungkapkan Mega dalam orasinya di hajatan rakyat kampanye terakhir pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

"Nanti Ibu datang lagi loh. Kalau (Ganjar-Mahfud) menang kita pesta besar, betul," kata Megawati.

BERITA TERKAIT :
Jangan Jago Gombal Jadi Syarat Mutlak PDIP Untuk Calon Kepala Daerah, Kapok Dengan Jokowi & Gibran? 
Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden Dan Wapres, Jalan Imam Bonjol Bakal Macet Parah

Megawati mengingatkan, program bantuan sosial (bansos) berasal dari rakyat yang tak boleh diklaim segelintir orang atau kelompok. Jangan sampai masyarakat memilih pemimpin karena diberikan bansos. 

"Ingat, jadi apa artinya? jangan kesemsem milih orang hanya dikasih bansos, hanya dikasih beras 10 kilo, langsung klenger," ujar Megawati dalam orasinya di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

Anggaran untuk program bansos juga berasal dari negara yang dihimpun dari masyarakat. Namun, ia melihat ada praktik-praktik yang memanfaatkan kebijakan tersebut untuk kepentingan elektoral.

"Loh kok kesemsem hanya dikasih gitu, langsung milihnya yang ngasih beras itu, nanti kita pilih. Padahal pemilu ini hanyalah proses untuk mencari pemimpin yang benar, pemimpin yang benar," ujar Megawati.

Ia kemudian menyinggung kembali intimidasi kepada rakyat yang dilakukan oleh oknum aparat negara. Tegasnya, jangan memilih pemimpin yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.

Terakhir, ia menjelaskan Indonesia adalah negara demokratis yang sudah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa. Tujuan pemilu yang pertama kali digelar pada 1955 juga memiliki tujuan utama untuk menghadirkan negara yang adil dan sejahtera untuk rakyatnya.

"Kalau menang kita pesta besar, betul, merdeka, merdeka, merdeka! Menang, menang, menang! Satu putaran," ujarnya.