RADAR NONSTOP – Penyebab keputusan Edy Rahmayadi mundur dari kursi ketua umum PSSI jadi bahasan pecinta sepakbola Indonesia. Beredar kabar mundurnya Edy ada intervensi Joko Driyono.
Edy menyatakan mundur dari jabatan ketua umum PSSI dalam pidato pembukaan kongres PSSI, Minggu (20/1) di Nusa Dua, Bali. Keputusan Edy cukup mengejutkan, karena sebelumnya dia keukeuh tak ingin mundur.
Dengan demikian, posisi ketua umum PSSI sementara dipegang Joko Driyono, yang merupakan wakil ketua umum I hingga dipilih ketua umum baru dalam Kongres Luar Biasa (KLB) atau menunggu hingga 2020 dimana masa bakti Edy seharusnya berakhir.
BERITA TERKAIT :Ada dugaan keputusan Edy mundur terkait mosi tidak percaya yang digalang Joko Driyono di sebuah kawasan hotel di Kuningan, Jakarta Selatan, sekitar satu atau dua hari jelang kongres.
Dalam sebuah surat yang beredar di dunia maya, para pemilik suara PSSI atau voters meminta Edy mundur dari posisinya sebagai ketua umum PSSI di kongres. Voters kemudian meminta Komite Eksekutif PSSI untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu sesuai amanat Statuta PSSI.
“Mengamanatkan kepada Komite Eksekutif PSSI yang mempunyai kewenangan berdasarkan Pasal 36 juncto Pasal 38 untuk memberhentikan Edy Rahmayadi dalam jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI," demikian salah satu isi kalimat dalam mosi tidak percaya yang beredar.
Ketika disinggung apakah keputusannya mengundurkan diri karena mosi tidak percaya tersebut, Edy membantahnya. "Nggak ada. Saya mundur demi kepentingan bangsa dan negara," tegas Edy.
Diduga Joko Driyono bermain dua kaki. Satu kaki menggalang voters untuk melengserkan Edy, kaki lainnya melobi Edy untuk menyerahkan tongkat komando ke dirinya, dan itu langsung dilakukan Edy.
Presiden Persijap, Esti Puji Lestari yang ikut hadir dalam kongres berpendapat, lengsernya Edy Rahmayadi tidak otomatis menyelesaikan masalah PSSI yang sudah berlarut-larut. "Jadi, mestinya yang mundur semua pengurus PSSI," ujar dia.