RN - Novel Baswedan menilai kini pimpinan KPK punya pekerjaan rumah (PR) berat. Banyak yang harus dibenahi KPK pada 2024.
Mantan penyidik senior KPK ini menilai perbaikan di tubuh KPK bisa dimulai dari level pimpinan.
Pria yang kerap disapa Si Raja OTT ini menyinggung perbuatan Firli Bahuri selama menjadi Ketua KPK empat tahun terakhir sebelum akhirnya diberhentikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sikap Firli yang dinilai tidak memiliki standar etik tinggi selama memimpin KPK berdampak jatuhnya marwah KPK di mata publik.
BERITA TERKAIT :"Dampaknya menjadi sangat mahal yaitu IPK (indeks persepsi korupsi) Indonesia menjadi terjun bebas dan KPK menjadi penegak hukum paling tidak dipercaya," ujar eks penyidik KPK ini.
Firli Bahuri saat ini telah diberhentikan Jokowi. Dia juga telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Selain itu, Firli telah dijatuhi sanksi etik berat oleh Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Novel mengatakan perginya Firli dari KPK tidak lantas membuat lembaga antirasuah itu kembali bersih. Dia menilai momen diberhentikannya Firli itu harus digunakan pimpinan KPK dalam mengusut keterlibatan pihak lain di KPK terkait skandal yang dilakukan Firli.
"Apabila pimpinan KPK sekarang ini masih sayang KPK mereka bisa memilih melaporkan pihak-pihak di internal KPK yang selama ini berbuat korupsi baik bersama-sama dengan Firli sendiri atau bila pimpinan KPK tidak mampu atau tidak berani agar mengundurkan diri," ujar Novel.
Dia menambahkan perbaikan di level pucuk pimpinan KPK akan menjadi awal perbaikan bagi KPK pada 2024.
"Dengan itu, KPK bisa segera dibersihkan untuk kembali menjadi harapan pemberantasan korupsi," pungkas Novel.