Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Makan Gratis Sedot 400 Triliun, Ganjar: Jangan Bohongi Rakyat 

RN/NS | Kamis, 28 Desember 2023
Makan Gratis Sedot 400 Triliun, Ganjar: Jangan Bohongi Rakyat 
Ganjar saat hadir diacara GMNI.
-

RN - Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo kembali melempar sindiran. Dia menyinggung program makan siang gratis untuk rakyat yang didengungkan pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2 Prabowo-Gibran. 

Hal itu dikatakan Ganjar saat memberikan sambutan dalam acara alumni aktivis GMNI di Gedung Serba Guna GBK, Jakarta, Kamis (27/12).

Dalam kesempatan itu, mulanya Ganjar mengajak para alumni GMNI untuk mendengar dan menolong apa yang dikeluhkan rakyat Indonesia.

BERITA TERKAIT :
Kurang 160 Ribu Dokter Spesialis, Prabowo Minta India Bantu Indonesia
Sudah Gak Corona Lagi, DPRD DKI Cari Tempat Rapat Yang Cihuy Bahas RAPBD 2025

Pasalnya, dia mendengar dan merasakan langsung saat blusukan kampanye yang dimulai dari Merauke bahwa di sana masih minim fasilitas kesehatan.

“Seorang Pendeta Leo, saya ulang cerita ini yang dia harus menolong ibu melahirkan, “bapak Ganjar kami berada dalam ketidakmudahan, kami tidak punya ilmu itu, tapi di kampung kami tidak ada fasilitas itu, dan tidak ada orang yang mau menolong ini dan mampu menolong ini, yang ada tinggal kami,” ungkapnya.

“Bagaimana menolongnya, mereka kalau membawa ke rumah sakit, RS jauh, ke mana mereka harus lewat, bukan jalannya rusak atau jelek, tidak ada jalan, dan kemudian kita berpesta pora tinggi-tinggi sekali,” sambung Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu lantas menyinggung soal program makan siang gratis untuk rakyat yang digembar-gemborkan pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2 Prabowo-Gibran, hingga menelan anggaran Rp450 triliun.

“Maaf, dan Rp400 T mau digunakan untuk makan siang?” ujar Ganjar disambut tawa hadirin.

Berkenaan dengan itu, kata Ganjar, alumni GMNI yang notabene adalah intelektual harus kritis terhadap jargon-jargon yang didengungkan pada calon pemimpin.

Oleh karena itu, alumni GMNI mengemban tanggung jawab moral menghadapi pesta demokrasi lima tahunan.  

“Alumni GMNI adalah intelektual, mari kita makin kritis pada soal jargon, pada soal program, pada soal gimmick, karena di balik politik yang besar, di balik debat yang ditonton tepuk tangan yang sangat meriah, sebenarnya ada tanggung jawab moral kita untuk melakukan pendidikan politik kepada rakyat,” tutur Ganjar

“Jangan bohongi rakyat,” imbuhnya menegaskan lalu disambut riuh tepuk tangan hadirin