Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Netanyahu Dicap Sebagai Politikus Terburuk 

RN/NS | Rabu, 01 November 2023
Netanyahu Dicap Sebagai Politikus Terburuk 
Benjamin Netanyahu.
-

RN - Mantan Sekretaris Jenderal NATO, Javier Solana kesal dengan sikap arogan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dia dicap sebagai politikus terburuk dalam sejarah Israel. 

Hal tersebut disampaikannya kepada penyiar Spanyol, Cadena Ser, pada Senin (30/10/2023).

"Saya tidak berpikir sesuatu yang baik akan datang dari ini. Tapi itu bisa membuat Netanyahu menghilang dari politik Israel,” ujar Solana, dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (31/10/2023).

BERITA TERKAIT :
Bantuan Duit Perang Dari AS Ke Israel & Ukraina Bikin Kusut Dunia 
Ngeri Banget, Amerika Bakal Suntik Duit Untuk Israel Dan Ukraina

Tanpa berbasa-basi, Solana (81) juga menekankan bahwa, terlepas dari dukungan Amerika Serikat untuk Israel, Presiden Joe Biden tidak menyukai Netanyahu sama sekali, sama seperti siapa pun yang telah terlibat dalam perang ini untuk waktu yang lama. 

“Mereka berdua bukan teman, tapi mereka bukan musuh. Biden tidak pernah menerima Netanyahu di Gedung Putih," tambah mantan diplomat itu.

Dia mengatakan Biden telah bekerja keras untuk menekan Netanyahu agar tidak mengulangi kesalahan yang sama yang dilakukan Amerika Serikat di Irak setelah serangan 9/11.

Solana adalah Sekretaris Jenderal NATO dari 1995 hingga 1999, serta Kepala Diplomat Uni Eropa dari 1999 hingga 2009.

Dia lebih lanjut mengatakan,  dirinya menghabiskan "banyak waktu di Gaza" selama kariernya, termasuk bernegosiasi untuk Uni Eropa untuk mengawasi penyeberangan perbatasan Rafah dari Gaza ke Mesir agar tetap terbuka. Program itu dimulai pada 2005 dan berlangsung selama 19 bulan.

Sementara kelompok sayap bersenjata Hamas Brigade Al Qassam telah merilis sebuah video yang menunjukkan tiga sandera yang ditahan di Jalur Gaza pada Senin (30/10/2023). Dalam video tersebut, mereka menyalahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Video memuat Yelena Trupanob, Danielle Aloni, dan Rimon Kirsht ini menyerukan kesepakatan untuk menjamin pembebasan mereka dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina. Tampak seorang perempuan menggunakan abaya yang duduk di tengah mewakili dua orang lainnya berbicara. 

"Hai Bibi Netanyahu. Kami sudah ditahan oleh Hamas selama 23 hari. Kemarin mereka telah melakukan temu media dengan keluarga sandera yang berada di Gaza. Kami tahu bahwa gencatan senjata seharusnya dilakukan, sehingga kami dapat dibebaskan," tegasnya. 

"Dan Anda, Netanyahu, Anda berkomitmen untuk membebaskan kami semua. Tapi justru, malah menanggung kegagalan politik, keamanan, militer, dan diplomatik karena Anda gagal pada 7 Oktober dan tidak ada tentara di sana saat itu. Tidak ada yang melindungi kami, meskipun kami adalah warga negara dan kami membayar pajak kepada pemerintahan Israel. Dan di sini lah kami menjadi tahanan Hamas," ungkapnya.

Usai beredarnya video tersebut, menurut laporan AlJazirah, keluarga dari mereka yang disandera bereaksi cukup positif terhadap dirilisnya video tersebut. Mereka menilai, video tersebut memberikan bukti adanya kehidupan atas anggota keluarga yang disandera.

Anda yang membunuh kami, Anda menginginkan kami mati, dan Anda ingin pasukan militer membunuh kami. Anda membunuh banyak orang Israel.

Anda harus melepaskan semua tahanan dan membebaskan kami. Keluarkan kami dari sini dan kembali kepada keluarga kami. Sekarang, sekarang, sekarang!"