RN - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan teriak. Dia mengkritik tajam cara Barat merespons agresi Israel ke Jalur Gaza.
Dia menilai, Barat tak mengambil tindakan apa pun untuk menghentikan tindakan Israel karena yang menjadi korban adalah Muslim.
“Apa yang terjadi dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM)? Mereka (Barat) tidak akan mempertimbangkannya jika hal itu tidak sesuai dengan tujuan mereka. Mengapa? Karena darah yang tertumpah adalah darah umat Islam,” ujar Erdogan dalam pidatonya di istana kepresidenan Turki, Kamis (26/10/2023).
BERITA TERKAIT :Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, termasuk Uni Eropa, diketahui telah menyatakan dukungan dan solidaritas terhadap Israel. Mereka mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri dari Hamas.
AS dan para sekutunya juga kompak mengutuk serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Mereka melabeli tindakan Hamas sebagai aksi teror.
Sebelum pernyataan terbarunya, Erdogan telah membuat Israel gusar karena membuat komentar yang membela Hamas.
Saat berpidato di pertemuan AK Party (partai Erdogan) di Ankara pada Rabu (25/10/2023) lalu, Erdogan menyampaikan bahwa sebelumnya pecahnya pertempuran terbaru antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, dia sudah merencanakan kunjungan ke Israel. Pada Agustus lalu, kedua negara diketahui telah sepakat memulihkan hubungan diplomatik.
Namun setelah Gaza dibombardir, Erdogan memutuskan membatalkan kunjungannya ke Israel. Dia menekankan, Turki tidak pernah menyetujui Israel melakukan aksi kekejaman.
Erdogan kemudian menyorot fakta bahwa hampir separuh dari jumlah korban meninggal di Gaza yang Rabu lalu telah melampaui 6.500 jiwa merupakan anak-anak. Menurutnya, hal itu menunjukkan kebrutalan yang disengaja untuk melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Anda tidak dapat menemukan negara atau tentara lain yang melanjutkan tindakan tidak manusiawi ini dengan tank, meriam, dan senjatanya,” ujar Erdogan menyinggung Israel.
Dia kemudian menyinggung tentang keputusan sejumlah negara Barat melabeli Hamas sebagai organisasi teroris. Erdogan menentang pengidentifikasian tersebut. “Hamas bukanlah organisasi teroris, tapi sebuah kelompok pembebasan, sebuah kelompok mujahidin yang berjuang untuk melindungi tanah dan warganya,” kata Erdogan.