Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Masih Caleg Aja Politisi PKB Sudah Dilaporkan ke Polisi Oleh Klien Dugaan Penipuan, Gimana Kalau Sudah Jadi Wakil Rakyat, Nipu Terus Kali Ya?

RN/CR | Rabu, 11 Oktober 2023
Masih Caleg Aja Politisi PKB Sudah Dilaporkan ke Polisi Oleh Klien Dugaan Penipuan, Gimana Kalau Sudah Jadi Wakil Rakyat, Nipu Terus Kali Ya?
-Net
-

RN - Hj Daswati, SH., MH, calon legislatif DPR RI Dapil Jakarta Timur dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) menjadi sorotan publik. Sayangnya, Daswati disorot bukan karena citra positif, namun terkait kasus dugaan penipuan klien.
 

Diketahui, selain sebagai politisi, Daswati juga berprofesi sebagai pengacara dan punya kantor Advokat sendiri. Di kantor tersebut, Reby Susandra yang merupakan anak Daswati ikut mengais rezeki.

“Wah, apa PKB yang dipimpin Cak Imin yang kini jadi Cawapres Anies Baswedan tidak punya kader ya? Masa penipu bisa jadi Caleg sih,” ujar Andi, Ketua RT 03 RW 08 Pondok Ranggon, Cipayung Jakarta Timur, Rabu (11/10/2023).

BERITA TERKAIT :
Polisi Tewas Di Rumah Bos Batubara, Istri Gak Percaya Suami Bunuh Diri 
Prabowo Utak-Atik Komposisi Menteri, Dampak PKB & NasDem Masuk Koalisi? 

 

Selanjutnya Andi menegaskan akan menolak Caleg yang terindikasi melakukan penipuan bersama anaknya, jika nanti berkampanye di wilayahnya.

 

“Jelas dong akan kita tolak, belum jadi aja udah kesangkut kasus dugaan penipuan bersama anaknya pula, gimana nanti kalau dia jadi wakil rakyat? Nipu terus dong,” ujar Andi yang mengaku sebagai alumni Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

 

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Sekretaris Wilayah (Sekwil) DPW PKB DKI Jakarta, H. Muhammad Fauzie mengatakan, pihaknya (DPW) tidak mengurusi Caleg DPR RI.

 

“Maaf bang, kalo DPR RI domainya DPP, kami hnya urus DPRD DKI,” jawabnya singkat melalui whatsap messenger.

 

Sementara itu, Komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan mengatakan, jika kasus dugaan penipuan oleh Caleg PKB (Daswati) bersama anaknya tersebut didiamkan, bisa saja nantinya menggerus trend positif yang sudah diraih PKB saat ini.

 

“Tentu saja itu bisa sangat berimbas pada PKB, apalagi ini kasusnya dugaan penipuan. Itu kan soal trust, soal kepercayaan. Orang atau pemilih mau memilih partai anu, caleg anu karena dia percaya kan. Nah kalau kepercayaannya dirusak, apa dia (pemilih) masih mau memilih,” beber Tamil Selvan.

 

Karena itu, Tamil menyarankan, sebaiknya PKB segera mengambil tindakan tegas terkait Calegnya yang terindikasi melakukan penipuan hingga dilaporkan ke Polisi.

 

“Harus ada tindakan tegas, apalagi sekarang ini tahun politik. Sangat riskan sekali jika PKB tetap cuek, jangan sampai gara - gara kasus Caleg ini (Daswati), imbasnya ikut dirasakan caleg - caleg PKB lainnya,” tandas Tamil.

 

Diberitakan sebelumnya, seorang Caleg DPR RI dari Jakarta Timur dan anaknya yang diduga sebagai Pengacara Gadungan dipolisikan karena diduga telah dengan berengaja melakukan penipuan.

 

“Pasal yang dikenakan kepada pelaku adalah pasal penipuan dan atau penggelapan sebagaimana dalam pasal 378 KUHP dan atau pasal 372 KUHP,” ujar Bambang Djaya.

 

Oleh karena itu, dia berharap Penyidik Polres Jakarta Timur kiranya segera memanggil dan memeriksa pengacara RS dan Ibunya berinisial Das, yang diketahui tinggal di Jalan Batu Intan Baiduri No 12, Pulomas, Jakarta Timur.

 

Sebelumnya diberitakan, Caleg DPRI dari PKB untuk Dapil Jakarta Timur bernama Hj Daswati, SH., MH dan anaknya bernama Reby Susandra, SH., MH., diduga merupakan pengacara gadungan, memakan duit calon klien, tanpa mengerjakan kewajibannya sebagai pengacara.

 

Bambang Djaya, warga Jakarta, yang merupakan korban dari pengacara gadungan yakni Caleg bernama Hj Daswati, SH., MH dan anaknya bernama Reby Susandra, SH., MH., mengungkapkan, dirinya sudah mengirimkan Surat Peringatan Keras atau Somasi kepada Caleg Hj Daswati, SH., MH dan anaknya Reby Susandra, SH., MH., namun tidak diindahkan, dan tidak direspon dengan niat baik.

 

“Sudah dua kali saya mengirimkan somasi. Tidak ada respon baik, dan tidak ada niat baik. Malah saya ditantang-tantangi untuk melaporkan ke Polisi,” tutur Bambang Djaya kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (02/09/2023) lalu.

 

Awalnya, dibeberkan Bambang, dirinya diperkenalkan dan bertemu dengan Reby Susandra sekitar bulan April 2023 lalu.

 

Bambang hendak memakai jasa advokat dari Reby Susandra untuk membuat gugatan dan menangani perkara yang sedang dialami keluarganya.

 

Meskipun belum dibuat Surat Kuasa dan perjanjian kerja secara tertulis, Bambang dan Reby Susandra sudah sepakat secara lisan, dan menyanggupi permintaan Bambang.

 

Pada saat itu, Bambang juga dimintai uang sebesar Rp 50 juta oleh Reby Susandra, dengan alasan untuk segera bekerja dan membuat gugatan secara profesional.

 

“Ya saya menyerahkan uang Rp 50 juta pada saat pertama itu. Kemudian, berjalan waktu, gugatan dan laporan kinerja maupun hal-hal yang disanggupi oleh Reby pun tak dilaksanakan,” ujarnya.

 

Namun, kata dia, Reby Susandra kembali meminta uang, karena gugatan dan administrasi harus segera dimasukkan. Meskipun Bambang sendiri belum dilapori dan belum melihat gugatan seperti apa yang dibuat oleh Reby Susandra sesuai dengan kesanggupan yang diiyakannya.

 

“Ya saya kembali mentransfer uang, Rp 30 juta, dan kemudian Rp 20 juta lagi. Jadi total sudah Rp 100 juta saya berikan ke Reby,” ujar Bambang lagi.

 

Hingga bulan Juli dan Agustus 2023, kata Bambang, tak ada laporan dan hasil pekerjaan yang dilakukan Reby Susandra. Reby Susandra ternyata mempergunakan kantor Advokat Ibunya atas nama Daswati, SH., MH.

 

“Karena tidak ada kejelasan hingga berbulan-bulan itu, ya saya secara sepihak memutuskan untuk tidak melanjutkan mempergunakan jasa pengacara Reby Susandra. Saya bilang stop, saya mau pakai jasa advokat lain saja. Dan saya meminta uang yang sudah saya serahkan sebesar Rp 100 juta itu dikembalikan saja ke saya,” tutur Bambang.

 

Sejak diputuskan untuk tidak memakai jasanya Reby Susandra, Bambang pun menagih kembali uang yang terlanjur diserahkan kepada Reby Susandra itu.

 

“Namun, apa yang saya dapat? Reby malah membentak-bentak saya, memaki-maki saya, dan malah nantangin saya terus, untuk melaporkan masalah ini ke Polisi,” ujar Bambang.

 

Dengan itikad baik, Bambang masih mencoba berkomunikasi kepada Reby Susandra, namun nomor ponselnya sudah diblokir oleh Reby Susandra.

 

Dikarenakan Reby Susandra dan isterinya masih tinggal serumah dengan Ibunya Daswati, maka Bambang pun mencoba mendatangi rumah Daswati di Jalan Batu Intan Baiduri No 12, Pulomas, Jakarta Timur.

 

Dari komunikasi dengan Daswati, Bambang mendapat titik cerah, bahwa Sang Ibu akan mencoba mencarikan solusi atas uang yang belum dikembalikan oleh Reby Susandra itu kepada Bambang Djaya.

 

Pada 12 Agustus 2023, setelah Bambang mendesak agar segera dikembalikan uangnya, karena masih sangat diperlukan untuk keperluan melanjutkan perkara yang sedang dihadapi, maka Daswati yang ternyata seorang pensiunan Panitera Pengganti di Pengadilan Negeri Jakarta Timur itu mencoba menyicil sebesar Rp 50 juta kepada Bambang.

 

Lagi pula, Reby Susandra mempergunakan kantor Advokat Daswati SH., MH, dalam rencana penggunaan jasa mengurus perkara yang diberikan Bambang Djaya itu.

 

Namun kemudian, Daswati yang diketahui merupakan seorang Caleg DPR RI dari PKB dengan nomor urut 2 dari Dapil Jakarta Timur itu, ngotot bahwa uang Rp50 juta yang dikembalikannya itu kepada Bambang adalah kelunasan semua uang dari Bambang.

 

Bambang pun menolak hal itu. Sebab, masih ada sebesar Rp 50 juta lagi yang belum dikembalikan. Namun Daswati mendadak memutuskan komunikasi dan memblokir nomor handphone.

 

Dikarenakan sudah tidak ada niat baik dari Daswati dan Reby Susandra, maka Bambang pun mengirimkan Surat Peringatan Keras atau Somasi kepada Daswati dan Reby Susandra.

 

Somasi pertama dikirim tanggal 23 Agustus 2023, kemudian somasi kedua tertanggal 28 Agustus 2023.

 

“Karena tidak ada niat baik, dan saya menduga, Reby Susandra sudah melakukan dugaan penipuan kepada saya, maka saya akan melaporkan Daswati dan Reby Susandra kepada kepolisian,” tutur Bambang Djaya.

 

Selain itu, lanjutnya, sebagai bentuk pengawasan kepada profesi advokat, Bambang Djaya juga berencana melaporkan Daswati dan Reby Susandra kepada Komite Etik atau Dewan Etik Advokat.

 

“Supaya mereka dipanggil dan dievaluasi, kalau perlu dicabut kartu advokatnya,” pungkasnya.

#Caleg   #PKB   #Polisi