RN - Warganet menuding Israel ngamuk bak setan. Hingga berita ini diturunkan, jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel bertambah menjadi 313 orang dan 1.990 orang terluka.
"Setidaknya 313 warga Palestina tewas dan 1.990 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir," kata Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, negaranya memberi keprihatinan serius atas eskalasi konflik terbaru antara Palestina dan Israel. Dia menegaskan bahwa solusi atas konfrontasi tersebut adalah pembentukan negara merdeka Palestina berdampingan secara damai dengan Israel.
BERITA TERKAIT :“Moskow mengungkapkan keprihatinan paling serius atas memburuknya situasi di zona konflik Palestina-Israel. Harus ada pembentukan negara Palestina merdeka dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur, hidup damai dan aman dengan Israel,” tutur Zakharova, Sabtu (7/10/2023), dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.
Dia menambahkan, Rusia juga melihat eskalasi besar-besaran dalam konflik Palestina-Israel sebagai akibat dari ketidakpatuhan terhadap keputusan Dewan Keamanan PBB dan hambatan Barat terhadap upaya Kuartet Timur Tengah.
“Kami menganggap eskalasi situasi dalam skala besar saat ini sebagai manifestasi lingkaran setan kekerasan yang sangat berbahaya, yang merupakan konsekuensi langsung dari ketidakpatuhan sistemik terhadap resolusi relevan PBB dan Dewan Keamanan serta pemblokiran oleh Barat terhadap kerja kuartet mediator internasional Timur Tengah yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB,” ucap Zakharova.
Pada saat yang sama, Rusia meyakini bahwa Palestina dan Israel harus memulai kembali negosiasi yang terhenti.
“Kami menyerukan kepada pihak Palestina dan Israel untuk segera melakukan gencatan senjata, meninggalkan kekerasan, menerapkan pengendalian diri yang diperlukan, dan pembentukan, dengan bantuan komunitas internasional, proses negosiasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian komprehensif, abadi dan telah lama ditunggu-tunggu di Timur Tengah,” ujar Zakharova.