RN - Megawati dan Prabowo semeja. Dua tokoh yang pernah berduet melawan SBY dengan sebutan Mega Pro ini akrab saat Kerajaan Arab Saudi merayakan Hari Nasional ke-93 di Jakarta.
Wapres Ma'ruf Amin, sejumlah tokoh dan pejabat nasional hadir, termasuk Menhan Prabowo Subianto dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Acara tersebut digelar di Grand Ballroom, Raffles Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin (25/9/2023) malam. Ma'ruf Amin hadir lebih dulu di acara tersebut.
BERITA TERKAIT :Prabowo kemudian menyusul tiba di lokasi. Ketum Gerindra itu kemudian menuju meja bundar untuk duduk di kursi yang sudah disediakan. Prabowo duduk satu meja dengan Megawati yang sudah datang lebih dulu.
Turut hadir di lokasi Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju.
Terlihat dalam satu meja itu saling menyapa dan berbincang. Dalam rangkaian acara, Dubes Kerajaan Arab Saudi, Ma'ruf Amin, dan jajarannya maju ke atas panggung untuk memotong kue ulang tahun.
Pertemuan Mega Pro membuat spekulasi liar. Sebab sebelumnya muncul wacana duet Prabowo dan Ganjar Pranowo untuk mengepung Anies Baswedan-Cak Imin.
Jika duet Prabowo-Ganjar terwujud maka yang amsiong adalah Sandiaga Uno dan Erick Thohir. Diketahui, Sandi negbet berduet dengan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir dengan Prabowo Subianto.
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, menyebut keduanya bicara soal 'boleh atau nggak'.
"Ya boleh aja lah, orang akrab kok, nggak ada apa-apa, ya mungkin pembicaraan itu ya 'Gimana? Boleh ngaak? Oke nggak?', 'Boleh aja', boleh apa? Ya tanya Bu Mega sama Pak Prabowo gitu kan," kata Puan kepada wartawan di Jakarta Selatan, Senin (26/9/2023).
Puan juga merespons apakah pertemuan kedua tokoh tersebut sebagai sinyal Pilpres 2024 menjadi dua poros. Dia mengatakan tak ada yang tak mungkin dalam politik.
"Jadi nggak ada yang nggak mungkin di dinamika politik ini. Dan saya berharap semuanya itu yang terbaik. Capres-capres yang ada hari ini semuanya itu dekat dengan kami, ada Mas Prabowo saya manggilnya saja Mas, Mas Anies saya manggilnya Mas. Cak Imin, Cak Imin saya manggilnya Cak Imin, terus Mas Ganjar," kata dia.
"Jadi apapun pilihannya, apapun nanti yang akan terjadi di pesta demokrasi bulan Februari tanggal 14 itu, kita itu tetap akrab, kita saudara," tambahnya.
Puan mengatakan pertemuan kedua tokoh itu sebagai momen yang wajar. Hal tersebut akan sering terjadi hingga Pilpres 2024.
"Semuanya dekat akrab aja. Ini kan cuman dinamika politik yang InsyAllah hanya akan terjadi sampai dengan bulan Februari. Setelahnya semuanya akan saling menghormati, saling memahami, dan saling mendukung untuk kemajuan bangsa ini ke depan," sebutnya.