Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Tiket Pesawat Mahal

Kunjungan Wisatawan Lokal dan Asing Bakal Sepi

RN/JPNN | Sabtu, 12 Januari 2019
Kunjungan Wisatawan Lokal dan Asing Bakal Sepi
-

RADAR NONSTOP - Tiket pesawat yang mahal bakal mematikan industri pariwisata. Sebab, kunjungan wisatawan lokal maupun asing diprediksi bakal sepi.

Demikian dikatakan Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Kalimantan Barat, Nugroho Henray Ekasaputra, sejak awal tahun 2019, tiket pesawat dijual harga batas atas.

"Sejak awal tahun ini harga tiket memang mulai dirasakan tinggi. Maskapai kita lihat dalam menjual tiket memaksimalkan harga batas atas. Itu tentu mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai daerah di Nusantara atau wisatawan asing ke pejuru wilayah negara kita," ujar Nugroho di Pontianak, Sabtu (12/1/2019).

BERITA TERKAIT :
Tiket Pesawat Naik Dan Bikin Pusing Pemudik, Menhub Kasih Warning Sanksi Ke Maskapai 
Ghisca Debora Habiskan Duit Di Luar Negeri, Ke Belanda Temui Pacar Dan Cari Kampus

Menurut Henray, sebanyak 60% aktivitas orang ingin berwisata, dipengaruhi harga tiket pesawat. Jika harga tiket tinggi, tentu orang akan berpikir ulang. Atau akan sedikit memperhatikan untuk kegiatan berwisatanya.

"Apalagi ke Kalbar ini, saat hari kegiataan keagamaan dan hari besar sebelumnya saja tinggi. Jika dengan kondisi sekarang tentu akan jauh lebih tinggi. Pada Cap Go Meh saja di Singkawang, sudah ada tamu kita yang membatalkan ke sana. Sebab untuk transportasi sangat tinggi," jelas dia.

Ia berpendapat bahwa dengan kondisi ini juga akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia maupun kunjungan wisatawan Nusantara ke berbagai daerah.

Ketua Asita Kalbar juga mempertanyakan tingginya harga tiket pesawat. Kondisi ini dikhawatirkan bisa berdampak kepada capaian kunjungan wisata Nusantara dan wisatawan mancanegara yang telah ditargetkan pemerintah.

Ia memaparkan seharusnya antar kementerian saling mendukung, Kementerian Perwisata juga didukung oleh Kementerian Perhubungan.

"Bagaimana maskapai milik BUMN mendukung kebijakan pemerintah. Maskapai lainnya didorong oleh Kemenhub juga demikian. Semua harus sinkron dan saling mendukung baru bisa mencapai target," ujarnya.

Ia menambahkan belum lagi saat ini satu di antara maskapai yaitu Lion Air, tidak lagi mengratiskan bagasi. Hal itu, kata dia, akan mempengaruhi minat wisatawan membeli produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Oleh karena itu, sebagai pemberi jasa perjalanan, pihaknya meminta pemerintah mempertimbangkan dan memperhatikan hal-hal tersebut terkait peningkatan kunjungan wisatawan.

“Kami promosi ke sana kemari tidak akan berdampak maksimal tanpa didukung kebijakan yang memudahkan," tandasnya.