RN - PT JIExpo sebagai pengelola Jakarta Fair diminta menindak tegas oknum berinisial Y dan I yang menarik tarif 17 - 30 juta kepada para pedagang kerak telor di Jakarta Fair 2023.
Ketua Bamus Suku Betawi 1982 Jakarta Pusat, Maulana menuturkan, oknum LSM berinisial Y telah melakukan monopoli pedagang kerak telor di Jakarta Fair. Inisial Y bekerja sendiri tapi koordinasi dengan inisial I orang dalam JIExpo.
“Hanya pedagang kerak telor yang ditempeli stiker inisial Y yang bisa berjualan di Jakarta Fair. Makanya inisial Y ini menarik tarif sangat fantastis kepada para pedagang kerak telor, mulai dari 17 juta hingga 30 juta, tergantung titik lokasinya,” tutur Maulana.
BERITA TERKAIT :Selanjutnya Maulana meminta JIExpo segera mengambil tindakan tegas terhadap inisial Y, terlebih menurut pengakuan Direktur Marketing PT JIExpo Ralph Scheunemann, biaya sewa lapak pedagang kerak telor hanya Rp 5,5 juta.
“Kami meminta pihak JIExpo segera menyelesaikan persoalan ini sampai tuntas dan meminta saudari Y oknum LSM perorangan pengelola kerak telor segera ditindak. Bila tidak ada tindakan yang tegas, persoalan kerak telor yang seharusnya berkoordinasi dengan Bamus Betawi, kami tetap akan lakukan pengerahan massa ke JIExpo,” tegas Maulana.
PT JIExpo ‘Cuci Tangan’ ?
Sebelumnya, Direktur Marketing PT JIExpo Ralph Scheunemann mengatakan, biaya sewa lapak pedagang kerak telor hanya Rp 5,5 juta.
“Beberapa tahun terakhir, itu kami sudah serahkan kepada pihak ketiga (untuk mengelola pedagang kerak telor). Dalam hal ini, LSM yang ada di DKI Jakarta,” kata Ralph seperti dilansir Kompas.com, Sabtu (17/6/2023).
“Artinya, kami sendiri hanya menge-charge sekitar Rp 5,5 juta untuk satu titik pedagang kerak telor,” tegas dia.
Biaya sewa itu digunakan untuk administrasi, uang kebersihan, dan keperluan listrik selama Jakarta Fair 2023 berlangsung.
“Kalau kami lihat dari situ, kan tidak ada ambil keuntungan sama sekali. Nah, kalau memang pihak ketiga mengambil keuntungan segitu, tanyakan kepada pihak ketiga,” tutur Ralph.