RN - Sekjen Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98, Ir. Arwandi, turut angkat bicara menanggapi statement Anies Baswedan yang menyebut Infrastruktur era SBY lebih baik dibandingkan masa Jokowi.
“Upaya provikasi dan ada indikasi benturkan Pak Jokowi dengan SBY, terlalu ngawur. Kritik Anies itu sebagai bentuk kepanikan usai Sekjen Partai NasDem Johny G Plate ditangkap dan ditahan Kejagung terkait dugaan korupsi BTS senilai Rp8 triliun di Menkominfo,” ujar Ir. Arwandi saat ditemui awak media di Jakarta, hari ini.
Ir. Arwandi menambahkan, sejatinya
BERITA TERKAIT :publik juga tahu selama ini Anies minim prestasi, maju sebagai Capres sebatas memaksakan diri untuk membelah suara simpatisan pendukung Jokowi.
“Begitu juga dengan salah satu stasiun televisi swasta yang getol dan masih mengkampanyekan Anies sebagai Bacapres (balon calon presiden) 2024 sudah tidak berimbang. Namun tidak usah khawatir, Rakyat Indonesia saat ini lebih menyukai nonton youtube dan medsos daripada televisi,” terang Ir.Arwandi.
Selanjutnya Ir. Arwandi menegaskan, bahwa JARI’98 sebagai pendukung Presiden Joko Widodo tunggu perintah, intruksi dan arahan kemana akan bergerak nantinya?
“Pendukung Pak Jokowi itu dalam berpolitik tidak banyak bersuara, namun cenderung Merah Putih sami'na wa at'thona alias tunggu perintah. Kalau berpolitik terlalu banyak omong itu namanya bukan berpolitik tapi tukang obat pinggir jalan”.
“Kami monitor perkembangan politik, Belanda masih jauh yang penting manfaatkan waktu agar bermanfaat dirasakan oleh rakyat dan berbuat untuk rakyat, bukan ngomong melulu kayak tukang obat. Kalau perlu Kami dorong Pak Jokowi untuk lanjut ke-3 periode. Baik Pak Jokowi maupun Pak SBY masing-masing di eranya telah berbuat baik untuk Bangsa dan Negara. perlu diingat soal UUD 1945 pasal 6, Presiden RI itu harus pribumi Indonesia asli,” pungkas Ir. Arwandi.