RN - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyentil mantan koruptor.
Dia mengaku, sebaiknya para mantan pelanggar hukum memahami etika, nilai-nilai, dan norma.
Mahfud menjelaskan bahwa memahami etika serta menaati nilai-nilai dan norma merupakan dasar dari aturan hukum yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
BERITA TERKAIT :"Sekarang di tengah-tengah masyarakat banyak pelanggaran etika, pelanggaran moral, merasa tidak malu, merasa tidak takut," kata Mahfud MD saat memberikan pidato (keynote speech) dalam acara peluncuran buku Etika Pemerintahandi Jakarta, Jumat (5/5).
Mahfud menyoroti banyak pelanggar hukum yang menunjukkan dirinya tidak merasa salah atau malu atas kesalahannya. Hal itu terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap etika, nilai, dan norma yang merupakan dasar dari terbentuknya aturan hukum.
"Ada yang baru keluar dari penjara sebagai koruptor, sudah berpidato mengajak memerangi koruptor. Banyak terjadi orang melanggar etika yang substansinya melanggar hukum, melanggar hak-hak masyarakat, masih berkilah karena alasan hukum. (Para pelanggar berkilah, red.) saya belum terbukti bersalah di pengadilan. Pelanggaran etika masih kerap terjadi, dan (mereka) enak-enak saja," kata Mahfud MD.
Mahfud, yang menerima gelar sebagai Sang Penjaga Etika Pemerintahan Indonesia dari Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) saat acara peluncuran buku, menjelaskan bahwa aturan hukum merupakan bagian dari etika, nilai-nilai, dan norma yang cakupannya lebih luas.
Nilai-nilai yang disepakati oleh masyarakat itu menjadi aturan hukum. Akan tetapi, hukum yang merupakan produk politik kerap menjadi objek politik transaksional.
Mahfud lanjut menjelaskan ada empat norma yang menjadi pedoman dalam bermasyarakat, di antaranya norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum.
Oleh karena itu, Mahfud berharap buku Etika Pemerintahanyang disusun oleh Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia dapat dibaca banyak orang dari berbagai kalangan, terutama birokrat atau penyelenggara pemerintahan.
"Tingkat peradaban manusia ditentukan oleh seberapa tingkat membaca masyarakat. Demikian pula, etika pemerintahan bukan hanya penting, melainkan juga merupakan prasyarat mewujudkan good and clean governance (pemerintahan yang baik dan bersih, red.)," kata Mahfud MD.
Selisih Dengan Romy
Seperti diberitakan, Mahfud dan Romahurmuziy alias Romy sedang berselisih. Ketua Majelis Petimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)itu membongkar tabiat buruk Mahfud.
Hal ini ia lakukan setelah Mahfud kembali menyinggung masalah lama ketika dirinya gagal menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam masalah antara Mahfud dengan Romy, Mahfud justru menyalahkan pihak Romy. Bahkan Mahfud menyebut Romy telah kurang ajar padanya.
“Memang problem-nya Pak Mahfud itu kan selalu pengin menang sendiri. Dari dulu wataknya memang begitu,” kata Romy dikutip dari kanal YouTube Total Politik pada Rabu (03/05/2023).
Romy sendiri menyatakan bahwa apa yang Mahfud sampaikan kembali di tahun ini mengenai kegagalannya menjadi cawapres Jokowi merupakan masalah lama.
Dengan Mahfud yang kembali menyinggung masalah tersebut, Romy semakin meyakini watak buruk dari Menko Polhukam itu. Namun, Romy menegaskan bahwa dirinya tak pernah berbohong seperti yang Mahfud sampaikan.
“Itu kalau ditelusuri kapan saya pernah bilang bohong, itu enggak pernah ada itu, tapi itu kalimat yang juga masih dipakai sama Pak Mahfud sampai hari ini, sama dengan empat tahun yang lalu,” ucap Romy.
Sementara itu, dikutip dari kanal YouTube mojokdotco, Mahfud sempat membongkar kisah lama ketika dirinya hendak didukung sebagai calon wakil presiden (Cawapres) oleh PPP.
Menurut cerita Mahfud, dirinya serasa dipermainkan oleh Romy yang menyatakan bahwa Mahfud terlalu pede ingin menjadi cawapres dari Jokowi.
“Saya liat (di dalam, red) tivi ada Romy pimpinan PPP berkomentar di dalam diskusi, ‘Itu bohong itu. Siapa itu yang menaruh Pak Mahfud jadi Wakil Presiden? Itu geer aja, datang sendiri ke Istana’. Waduh, kurang ajar orang ini,” kata Mahfud beberapa waktu lalu.
Mahfud pun menegaskan bahwa dahulu, Romy justru menghampiri dirinya untuk menjadikannya sebagai cawapres dari Jokowi. Namun, setelah Ma’ruf Amin diumumkan sebagai cawapres, dirinya justru seperti dihina oleh Romy.
“Romy padahal dia yang datang ke saya beberapa kali sebelumnya minta saya jadi wapres,” kata dia.