RN – Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli mengatakan, terdapat tantangan kebangsaan di era globalisasi saat ini menurut TAP MPR Nomor VI Tahun 2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
Anggota Komisi VI DPR ini menyoroti dampak kemajuan teknologi dan digitalisasi untuk bangsa Indonesia. Kemajuan teknologi digital diibaratkannya seperti memiliki dua sisi mata uang.
"Di satu sisi, memberikan manfaat berupa makin mudahnya interaksi dan komunikasi, peningkatan efisiensi, dan juga banyaknya kemudahan memperoleh informasi dalam berbagai aspek kehidupan. Di sisi lain, kemajuan teknologi digital dan makin masifnya penggunaan teknologi juga meningkatkan resiko dan potensi ancaman," kata Melani saat menggelar acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, di kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (14/4).
BERITA TERKAIT :Potensi ancaman yang dimaksud, kata mantan Wakil Ketua MPR RI ini, yakni maraknya hoax (informasi palsu), rawannya terjadi gesekan atau konflik horizontal hingga adanya ideologi transnasional.
"Bahkan, masuknya nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa. Dikhawatirkan membuat depresi atau kecemasan yang berlebihan (saat menggunakan sosmed)," ujar Melani.
Melani juga menyoroti, akan bahayanya ‘cyber bullying’ sampai tingginya ketergantungan pada gadget. Semakin berkembang, maka dampak yang muncul karena sisi negatif internet makin bersifat lintas batas (cross-border). "Semua itu, akan berujung menjadi perpaduan antara ancaman intemal dan eksternal kebangsaan," tegas Melani.
Lebih lanjut, Melani menuturkan, dalam kondisi ini Pilar MPR RI semakin penting dan relevan untuk disosialisaikan ke masyarakat.
"Harus semakin di perkokoh dalam mengatasi kompleksitas tantangan kebangsaan serta dinamika global. Dengan demikian, Indonesia beserta segenap elemen bangsa dapat tetap berpijak pada karakternya dalam mengarungi tantangan zaman menuju pencapaian tujuan-tujuan nasional," tutur Melani.