Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

24 Kecamatan Rawan Longsor, Kawasan Puncak Zona Merah

RN/NS | Selasa, 21 Maret 2023
24 Kecamatan Rawan Longsor, Kawasan Puncak Zona Merah
Ilustrasi
-

RN - Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat masuk zona merah. Ada 3 kawasan di Puncak yang rawan bencana.

Dari total 24 kecamatan rawan bencana di Kabupaten Bogor, 3 di antaranya berada di kawasan Puncak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mengung ada 24 kecamatan dari total 40 kecamatan di Kabupaten Bogor yang masuk kawasan rawan bencana. Dari total 24 kecamatan rawan bencana, 3 di antaranya berada di kawasan Puncak.

BERITA TERKAIT :
Diapit Dua Gunung, 24 Kecamatan Di Kabupaten Bogor Rawan Longsor Dan Banjir 
Bogor Sudah Dilanda Bencana, Puluhan Rumah Rusak Dan Longsor Di Mana-Mana

"Ada 24 kecamatan yang rawan bencana dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor Agus Suyatna dihubungi wartawan, Selasa (21/3/2023).

Agus menyebutkan bencana yang mengintai 24 kecamatan itu mulai banjir, tanah longsor, tanah bergerak, hingga angin puting beliung. Beberapa kawasan juga terancam terdampak jika terjadi gempa di kawasan Sukabumi hingga Cianjur.

"Rawan bencana banjir, tanah longsor, tanah bergerak, puting beliung, dan efek gempa dari Sukabumi, Banten, Palabuhanratu, dan Cianjur," sebutnya.

Sebanyak tiga kecamatan di kawasan Puncak dan wilayah selatan Kabupaten Bogor lainnya menjadi wilayah paling rawan bencana longsor. Sebab, kawasan tersebut banyak memiliki tebingan hingga perbukitan.

Adapun wilayah yang masuk wilayah selatan Kabupaten Bogor meliputi, Kecamatan Cisarua, Megamendung, Ciawi, Caringin, Cigombong, Cijeruk, dan Tamansari.

"Wilayah selatan Kabupaten Bogor, seperti Kecamatan Cisarua, Megamendung, dan Ciawi, masuk titik rawan bencana semua. Bencananya longsor karena daerah perbukitan, banyak tebing, dan dampak pembangunan," kata Agus.

"Wilayah selatan lebih banyak frekuensi bencananya, meliputi Ciawi, Cisarua, Megemendung, Caringin, Cigombong, dan Cijeruk. Jenis bencana secara umum longsor. Kalau bencana tanah bergerak wilayah timur," tambahnya.

Agus menyebutkan mitigasi dan antisipasi dilakukan agar dampak dari bencana dapat dihindari dan meminimalkan korban.

"Informasi selalu kita sampaikan melalui rapat-rapat, medsos, spanduk, dan relawan. Kita juga informasikan via medsos dan datangi desa-desa rawan bencana," kata Agus.