RN - Ulah mafia beras membuat Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso emosi. Dia meminta agar semua pihak segera membasmi mafia beras.
Mantan Bareskrim Polri yang biasa disapa Buwas itu menemukan aksi mafia saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang beras PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur pada Jumat, 3 Januari 2023. Di dua lokasi gudang, Buwas menemukan sejumlah barang yang diduga menjadi bukti keberadaan mafia beras.
Di lokasi gudang yang pertama, Buwas menemukan tumpukan beras Bulog yang bersisian dengan beras merek lain. Di antara tumpukan itu, terdapat sejumlah karung beras kosong dengan berbagai merek, seperti Induk Ayam dan Lumbung Rejeki.
BERITA TERKAIT :"Ini kan karung beras komersil premium. Bisa jadi mereka mindahin dari karung Bulog ke karung yang mereknya beda. Ini salah satu buktinya ada banyak kemasan," ujar Buwas sambil mengecek karung beras kosong di tangannya.
Ia kemudian melipat karung itu dan berencana menjadikannya sebagai alat bukti yang akan dilaporkan ke Satgas Pangan Polri.
Buwas menduga beras dari Bulog sengaja dipindahkan ke kemasan merek lain dengan label beras kualitas premium. Sehingga, beras Bulog yang seharusnya dijual maksimal Rp 8.900 di Pasar Induk Cipinang melonjak hingga Rp 12.000 per kilogram.
Buwas juga mengendus akal-akalan mafia beras lainnya, yaitu mencampur beras Bulog dengan beras lain kemudian membanderolnya dengan harga di atas eceran tertinggi (HET). Tak hanya itu, Buwas juga curiga pedagang nakal tersebut melakukan pengemasan ulang dengan ukuran lebih kecil, yaitu 5 sampai 10 kilogram.
Selanjutnya di gudang lain, Buwas menemukan tumpukan beras Bulog yang bersisian dengan beras merek premium. Tersebar juga di beberapa sudut sejumlah karung beras kosong merek Bulog dan merek lainnya. Melihat hal itu, Buwas memanggil sang pedagang pemilik beras.
Stephen, pemilik beras tersebut menampik tudingan Buwas. Ia menjelaskan dirinya memang biasa membeli beras merek lain dari Karawang. Tak percaya begitu saja, Buwas meminta sampel beras Bulog dan beras tersebut. Dia kemudian membandingkan kedua jenis beras itu.
Bila secara kasat mata, kata Buwas, keduanya sangat mirip. Karena itu, dia membawa dua sampel beras tersebut dan akan mengeceknya ke laboratorium. Buwas berencana menjadikan hasil laboratorium nanti sebagai barang bukti kepada Satgas Pangan Polri.
Buwas kemudian berkeliling gudang dan menemukan tempat yang diduga menjadi wadah pencampuran beras Bulog dengan merek lain. "Tadi kan dia bilang beras dari Karawang, saya berani bertaruh bukan dari Karawang. Ini sudah di-mix, lihat sendiri kan tempat pencampurannya ada," ujarnya,
Sebelumnya, Buwas sudah mengungkit soal keberadaan mafia beras ini. Menurut dia, permainan para mafia beras itu membuat langkah Bulog menggelontorkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk meredam lonjakan harga menjadi sia-sia. Ditambah CBP di gudang Bulog saat ini adalah hasil impor dari Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Pakistan dengan kualitas premium.
Dia juga sudah menemui Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk melaporkan dugaan keberadaan mafia tersebut. Sementara itu, ia memperingatkan Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo untuk melakukan tindakan lebih lanjut kepada pedagang di bawah naungan BUMD DKI itu.
"Saya minta kebijakannya dari Food Station. Ini bukan cari kesalahan, tetapi untuk perbaikan supaya masyarakat tidak dirugikan," kata dia.
Para mafia beras itu disebut-sebut muncul setelah Anies Baswedan tidak lagi menjabat gubernur. Beberapa pedagang di Pasar Cipinang mengaku, mafia beras mulai bergerak.
"Apalagi ini mau Ramadhan dan Lebaran. Itu para mafia muncul setelah Pak Anies gak jadi gubernur, waktu ada Anies rajin sidak," ungkap pedagang yang namanya enggan disebutkan.
Pedagang lainnya di kawasan Cempaka Putih, Jakpus mengaku, mafia beras saat ini leluasa karena pasar juga jarang disidak. "Waktu Anies kan pas mau Ramdhan dan Lebaran rajin sidak ke pasar, jadi itu mafia gak berani," tukasnya.