RN - Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98, Willy Prakarsa mengutuk dan mengecam keras pelaku bom bunuh diri (BOMBER) di Polsek Astana Anyar Polda Jawa Barat.
“Jihadis dengan cara lakukan Bomber tidak dibenarkan dalam agama Islam. Semua pelaku tersebut adalah sesat,” ujar Willy Prakarsa.
Pengangguran Pintu Masuk Doktrin Terorisme
BERITA TERKAIT :Willy juga mengatkan, peritiwa bom bunuh diri hendaknya dijadikan pembelajaran untuk Intropeksi diri. Ada baiknya Presiden Joko Widodo segera ciptakan lapangan kerja.
“Maka dengan bekerja pola pikir mereka kepas dari berbagai doktrin dan paham sesat. Gimana proses pemulihan ekonomi Indonesia mau membaik, jika lapangan kerja selalu tertutup? Rakyat perlu menafkahi keluarganya, jika pengangguran banyak maka dengan mudah dimanfaatkan para teroris untuk lakukan doktrin yang menyesatkan,” jelas Willy Prakarsa.
Jangan Melulu Kapolri, Kesatwil Harus Tanggung Jawab
Willy juga mengatakan, tiap peristiwa atau kejadian seperti ini (Bomber) adalah tanggung jawab Kesatwil masing - masing. Jangan melulu Kapolri Jend Pol Listyo Sigit Prabowo yang turun tangan langsung ke lapangan.
“Saya sangat kasihan dengan Pak Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang seringkali turun ke lapangan di berbagai peristiwa. Misalnya, penanganan Ferdi Sambo, Teddy Minahasa, soal Kabareskrim yang dituding lakukan terima suap dari pengusaha di Balik Papan Kaltim, penanganan Gempa Cianjur, Evakuasi Gunung Semeru sampai dengan mengatur Keamanan soal persiapan jelang pernikahan Kaesang,” beber Willy.
Willy mengungkapkan, baru kali ini melihat Sosok Kapolri tipikal pekerja keras dan jarang istirahat.
“Saya dan kawan - kawan JARI’98 mengapresiasi tiap gebrakan Pak Kapolri. Harusnya Pak Kapolri jadi cerminan para Capres-Cawapres 2024 yang akan datang. Bukan melulu gila dengan pencitraan. Rakyat Indonesia sudah cerdas, kini saatnya antara Presiden Jokowi (Pemerintahan) lakukan simbiosis dengan Rakyat ciptakan lapangan kerja,” tandas Willy.