RN - Bumi Nusantara memiliki sejarah gempa bumi dan letusan gunung berapi yang dahsyat. Hal itu menjadi alasan gempa bumi hingga letusan gunung berapi terjadi secara teratur, yang dapat menghadirkan potensi bencana.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Barisan Pemuda Nusantara (DPP Bapera), Fahd El Fouz A Rafiq menyampaikan turut berbela sungkawa atas meninggalnya lebih dari 200 korban jiwa dan ribuan orang terluka pascagempa M5,6 di Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) lalu.
"Semoga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan kekuatan," ucapnya di Jakarta, dikutip hari ini.
BERITA TERKAIT :Fahd pun telah menginstruksikan Bapera Cianjur untuk turun membantu para warga terdampak bencana gempa, khususnya yang terluka dan terlibat langsung dalam proses evakuasi. "Sebab, menurut data BNPB, ada 2.200 rumah yang perlu dicek kondisinya apakah masih ada korban yang bisa diselamatkan dan terus gerak aktif, bencana ini telah disorot oleh media dunia," ujarnya.
Mantan Ketum PP AMPG menambahkan, dalam tragedi bencana alam ini dituntut gerak cepat dan pro aktif, khususnya korban luka harus ditangani dengan segera.
"Bencana alam yang terjadi di Cianjur adalah di luar kendali kita. Yang ada dalam kendali kita adalah sikap kita dalam menghadapi musibah ini," imbuhnya.
Ia juga mendapat informasi ada 117 kali gempa susulan hingga Rabu sore tadi. "Artinya ini bukan bencana kecil tapi berpotensi besar," terangnya.
"Kita ingat bencana alam yang menimpa Indonesia seringnya adalah di akhir tahun," imbuh Fahd.
Sebut saja gempa tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004, Gempa Pidie Jaya pada 7 Desember 2016, Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan pada 22 Desember 2018.
"Bencana adalah cara Tuhan untuk menegur hamba-Nya. Melalui peristiwa gempa yang menggemparkan dunia ini, semoga kita bisa disadarkan dan memperbaiki diri ke arah yang lebih baik lagi," tutup mantan ketum DPP KNPI ini.