RN - Gunung Gede masih aman. Gunung terbesar dan tertinggi di Jawa Barat itu tidak akan terjadi erupsi atau menimbulkan gempa.
Kepastian itu diungkapkan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
Pada Rabu (23/11), gempa susulan terjadi lagi di Cianjur. Akibat gempa itu ada beberapa longsoran tanah terjadi.
BERITA TERKAIT :"Dari data-data saat ini, tidak ditemukan adanya peningkatan aktivitas Gunung Gede, sehingga diharapkan masyarakat untuk tetap tenang," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Gunawan, lewat siaran pers tertulis tertanggal 22 November 2022, dilansir situs resmi Kementerian ESDM pada Rabu (23/11/2022).
Memang, Gunung Gede pernah mengalami krisis kegempaan, tapi itu terjadi pada 1950-an. Gunung Gede mengalami krisis kegempaan setiap 20 tahun. Namun aktivitas Gunung Gede tidak pernah berlanjut menjadi level lebih tinggi.
"Terlepas dari historinya, Gunung Gede pernah erupsi, baik berupa awan panas ataupun aliran lava. Namun, dari 100 hingga 200 tahun terakhir, belum menunjukkan adanya peningkatan," jelas Hendra.
Hasil analisis PVMBG melaporkan menyatakan pemicu gempa Cianjur bukan berasal dari peningkatan aktivitas Gunung Gede. Hendra menjelaskan gempa Cianjur terjadi karena daerah pusat gempa merupakan daerah rawan gempa, yakni ada patahan tektonik di lokasi.
Hendra mengutip penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika (BMKG) bahwa gempa itu berjenis gempa dangkal dan pusatnya tidak jauh dari patahan aktif Sesar Baribis.
Struktur tanah dan batuan di lokasi gempa berkeadaan kurang terkonsolidasi. Lapisan bebatuan relatif mudah terguncang gempa.