RN - Gangguan ginjal akut menyerang balita. Hal ini disebabkan karena pengaruh obat.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menaruh perhatian pada laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
BERITA TERKAIT :Dalam laporan, penyakit ginjal itu menyebar di 14 provinsi. Dan sedikitnya ada 131 anak mengalami gangguan ginjal akut.
Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi (Kadivwasmonev) KPAI Jasra Putra mengatakan, perlu ada pencegahan terhadap peredaran obat yang diduga menyebabkan 131 kasus gangguan ginjal pada anak tersebut.
“Adanya peristiwa sangat miris dan memprihatinkan dengan ditemukannya 131 anak yang dilaporkan IDAI mengalami ginjal akut misterius yang menyebabkan balita cuci darah, setelah dugaan mengonsumsi obat, menjadi warning (peringatan) untuk semua orang tua segera tahu dalam memilih obat anak," kata Jasra Putra melalui keterangan tertulis, Kamis (13/10/2022).
"Mari cegah, sampai jelas kajian Kemenkes, BPOM tentang produk obat tersebut,” sambungnya. KPAI juga berharap agar Kemenkes dapat segera mengusut tuntas kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di 14 provinsi Indonesia, serta mengkaji terkait obat apa yang dikonsumsi anak-anak ini.
“Jangan sampai masih tersebar luas, masih bisa dibeli, menjadi promosi obat, donasi obat, dan sebagainya. Harus segera ada ketegasan dan kejelasan, untuk setop dan cegah peredarannya. Ini tidak main main, Kemenkes harus tegas, bila benar obat ini bisa lepas dari pengawasan perizinan dan pengedaran,” ucap Jasra.