Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

PAN Tak Sudi Pake Gaya Identitas: Hanya Kotori Otak

Tori | Senin, 10 Oktober 2022
PAN Tak Sudi Pake Gaya Identitas: Hanya Kotori Otak
Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi/DPR RI
-

RN - Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengajak semua pihak untuk menjadikan pilpres sebagai pertandingan persahabatan, yang menyenangkan, menggembirakan, dan mencerdaskan.

 

Menurut dia, memilih adalah hak asasi dan dasar pilihan karena kesamaan (primordial) berdasarkan suku, agama, ras, etnis, atau budaya adalah hak politik warga yang dijamin konstitusi.

BERITA TERKAIT :
Ban Kapten Mbappe di Timnas Bakal Dicopot
Tim Samurai Biru Bakal Beri Skuad Garuda Permainan Sengit

"Jangan memasukkan perbedaan primordial untuk alat politik dalam rangka menjelekkan, memfitnah, ujaran kebencian dari figur tertentu untuk tujuan meningkatkan elektoral. PAN menentang dan menolak gaya dan cara politik identitas," kata Viva Yoga di Jakarta, Senin (10/10/2022).

Dia menyebut istilah-istilah cebon, kampret, kadrun, nasrun menyebabkan polusi dan udara politik di Indonesia menjadi pengap, tidak sehat, serta tidak mencerdaskan kehidupan bangsa. Istilah tersebut adalah bentuk framing media yang destruktif dan menjadi racun yang mengotori otak dan pemikiran masyarakat Indonesia.

"Hal itu akan menyebabkan kompetisi elektoral di Pemilu Presiden Pilpres mengarah ke zero sum game, menang jadi arang kalah jadi abu. Atau seperti kata pemikir Thomas Hobbes yaitu homo homini lupus est, manusia bagai serigala yang memakan atau menikam sesama manusia," ujarnya.

Berbagai istilah negatif itu, justru akan mempertebal penggunaan identitas agama dimasukkan ke dalam turbulensi politik demi peningkatan elektoral.

PAN, jelas dia, berpandangan bahwa politik adalah jalan mulia untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga jangan dikotori dengan sikap yang merusak integrasi nasional.

"PAN mengajak masyarakat untuk melukis wajah politik melalui pertarungan ide, gagasan, dan pemikiran tentang memajukan peradaban Indonesia ke depan," katanya.