RN – Implikasi dari penetapan Gubernur Lukas Enembe menjadi tersangka dugaan kasus korupsi oleh KPK coba dibedah oleh tokoh pemuda dari Keerom, Ferdinand Tuamis.
Mantan anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) ini menyebut respons masyarakat Papua terhadap persoalan Lukas Enembe ada dua jenis, bersifat politik dan sosial.
Ferdinand menjelaskan, responscsosial datang dari kelompok-kelompok masyarakat yang pro ke Lukas. Ada kelompok mahasiswa, kelompok profesi, keluarga dan lain-lain. Mereka tahu ketika terjadi penyelewengan dalam penyelenggaraan pemerintahan, ada konsekuensinya hukumnya.
BERITA TERKAIT :“Tetapi mereka itu justru sekarang sedang membentengi sehingga akses untuk penanganan hukum terhambat. Pertanyaannya, faktor apa yang mendorong mereka berbuat begitu?” kata Ferdinand di Keerom, Rabu (5/10/2022).
Menurut Ferdinand, kelompok yang membentengi Lukas Enembe dilatari faktor emosional. Ketokohan Lukas Enembe membuat mereka melakukan proteksi. Proteksi dilakukan karena mereka merasa kasus Lukas dipolitisir.
Sementara di pihak lain, ada prosedur hukum yang harus ditegakkan. Panggilan ketiga pasti akan dilayangkan dan mungkin ada penjemputan paksa. Para pendukung Lukas pasti tidak diam dan aparat penegak hukum juga akan merespons.
“Aparatur datang dengan alat kelengkapan negara, masyarakat hadapi dengan tangan kosong. Di sinilah bahayanya, masyarakat bisa jadi korban,” terang Ferdinand.
Ia menegaskan siapapun penyelenggara pemerintah, baik itu gubernur, bupati, kepala distrik sampai kepala kampung, bahkan presiden sekalipun kalau melakukan pelanggaran hukum, wajib ditindak.
“Tetapi jika ada kelompok masyarakat yang merasa ini dipolitisir, kenapa ini dipolitisir?” tanya Ferdinand.
Karena itu, Ferdinand mengusulkan adanya mediasi. Pihak yang paling pantas menjadi mediator adalah tokoh adat dan tokoh gereja. Secara khusus Ferdinand menyebut nama dua tokoh gereja yang dianggap memiliki pengaruh cukup luas.
“Pendeta Lipiyus Biniluk dari Pegunungan Tengah, dan dari kalangan Katolik adalah Pastor Jhon Jonga,”sebut Ferdinand.
Melalui kedua tokoh inilah, Ferdinand berharap, dapat terbangun komunikasi konstruktif dengan para tokoh adat dalam rangka menemukan solusi damai.
"Sehingga kepentingan pemulihan kesehatan Pak Lukas dapat dipenuhi dan kepentingan penegakan hukum dapat dilaksanakan," jelasnya.
Kepada kelompok masyarakat yang masih bertahan di rumah kediaman Lukas Enembe, Ferdinand mengimbau untuk membubarkan diri. Biarkan aparat hukum silakan melaksanakan tugasnya sesuai dengan sistem yang ada.
“Mari kita pulang lihat anak-isteri, keluarga, yang mahasiswa kembali lihat tugas-tugas dari dosen, kita kerja, kita terus membangun. Salam Papua damai,” tutup Ferdinand.