RN - Pemprov DKI Jakarta masih berupaya mencari investor untuk proyek pengolahan sampah menjadi listrik atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara.
Saat ini masih dalam proses penjajakan mitra oleh BUMD penanggung jawab proyek yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Kapan selesainya proses mitra itu? Insya Allah selesai di akhir Oktober," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Senin (19/9/2022).
BERITA TERKAIT :Pembangunan ITF Sunter membutuhkan biaya 340 juta dolar atau sekitar Rp5,2 triliun, bergantung nilai kurs. Semula pemerintah DKI melalui PT Jakpro telah bekerja sama dengan pihak swasta, PT Fortum Finlandia.
Keduanya lantas mendirikan perusahaan patungan bernama PT Jakarta Solusi Lestari (JSL). Belakangan PT Fortum mundur lantaran ingin memprioritaskan investasinya untuk proyek lain. Mundurnya PT Fortum dikabarkan pada Juni 2021.
"Jadi, untuk mulai dibangun, menunggu investornya terlebih dahulu," ucap Asep.
Sejauh ini, PT Jakpro telah menandatangani komitmen awal (letter of intent) dalam hal kerja sama untuk pengelolaan sampah dan fasilitas pengelolaan dengan investor potensial asal Prancis, Syctom.
Penandatanganan komitmen awal tersebut, dilakukan oleh Jakpro dan Syctom dalam acara Jakarta Investment Forum (JIF) 2022 pada awal September.
Pembangunan ITF Sunter digadang-gadang Gubernur Anies Baswedan sebagai solusi untuk mengatasi masalah sampah di Ibu Kota.
Terlebih, DKI hingga kini masih sangat tergantung pada Kota Bekasi untuk membuang sampah yang dihasilkan warganya ke tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang.
Awalnya, Anies berencana membangun ITF Sunter pada 2019 dan ditargetkan rampung tahun ini. Namun, beberapa kali proyek ini gagal menemui kesepahaman dengan investor, sehingga pembangunannya tertunda.