RN - Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali bergemuruh.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat kemarin, pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mengalami 90 kali gempa guguran.
Selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 63 kali gempa fase banyak, dua kali gempa vulkanik dangkal, dan enam gempa embusan.
BERITA TERKAIT :Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih ke luar dari Gunung Merapi dengan intensitas tipis hingga sedang hingga tebal dengan ketinggian sekitar 50 meter di atas puncak
"Pada periode pengamatan itu, tercatat delapan kali guguran lava ke luar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya," papar Agus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/8/2022).
Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada Selasa (23/8/2022) kemarin, menunjukkan laju pemendekan jarak rata-rata 0,3 cm dalam tiga hari.
Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 12 - 18 Agustus 2022, tidak teramati perubahan ketinggian pada kubah barat daya.
"Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan," katanya.
Volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 1.664.000 meter kubik, dan kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km).
"Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, maka lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung," demikian Agus Budi Santoso.