RN - Dibalik sebuah peristiwa insiden penembakan di rumah dinas eks Kadiv Propam Irjen Pol Ferdi Sambo dan pemberitaan trending terkini terkait nasib FS di Mako Brimob, Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) tetap menyampaikan sikap kritis bahwa masih ada problem besar didepan mata.
“Sikap kritis JARI’98 itu jangan sampai memudar, di balik sebuah peristiwa insiden penembakan dirumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdi Sambo ada jauh lebih besar peristiwa yang sedang melanda negeri ini,” tegas Presidium JARI 98 Willy Prakarsa, hari ini.
Menurut dia, peristiwa besar yang akan dihadapi Indonesia adalah ancaman jurang resesi Amerika, ancaman perang Asia “China vs Taiwan” dan ancaman dalam negeri yakni adanya kenaikan harga BBM yang bikin rakyat hidup semakin sengsara. Sementara lapangan kerja tertutup.
BERITA TERKAIT :“Sebagai aktivis 98 adalah tugas kita ingatkan rezim Pak Jokowi bahwa ada masalah besar belum terselesaikan. Selain resesi 63 negara ambruk, perang Asia, kenaikan BBM, Covid-19 juga semakin kembali menggila. Juga hutang RI kian membengkak, sehingga APBN terkuras,” kata Willy.
Padahal, kata dia, Rakyat Indonesia butuh sandang, pangan dan papan juga ada jerit tangis dan Amanat Penderitaan Rakyat (AMPERA) sudah tak terbendung.
“Tunggu meletupnya saja kemurkaan rakyat. Penjara baik Lapas maupun Rutan sudah Over load, lengkap AMPERA dan semakin jauh dari cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945,” katanya.
Masih kata Willy, sebagai pendukung Jokowi sudah seharusnya JARI’98 beri masukan dan usulan yakni segera lakukan rekonsiliasi nasional “Bersama Kita Hadapi Tantangan Era Globalisasi di Tengah Pandemi Covid-19”.
“Bukan lagi memainkan isu soal identitas notabene gerakan politik blo’on, target gerakan JARI’98 ciptakan rekonsiliasi Nasional dan selamatkan NKRI sebelum semuanya mati dalam keadaan konyol,” pungkasnya.