RN - Perubahan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah Jakarta menjadi rumah sehat dihujat. Kaum nyinyir nampaknya gak banyak baca.
Pemerhati Sosial, YN Rizal mengatakan, para pembully Anies seperti orang yang serampangan. "Mereka itu kurang baca atau oon. Aneh saja kalau apa-apa kritik tapi ujungnya salah," ungkapnya saat dialog kepada wartawan di kawasan Senayan, Jakpus, Kamis (4/8).
Mantan aktivis HMI ini melanjutkan jangankan soal RSUD ganti nama, Anies salah pakai sendal saja pasti langsung kena bully. "Kaum nyinnyir itu hidupnya ya nyinyir, apa dia tidak malu nanti dengan anaknya karena di era digital apapun manuvernya terekam," ungkap YN.
BERITA TERKAIT :Dari hasil penelitian yang dilakukan YN mengaku, akun-akun pembully Anies itu adalah orang-orang yang belum move on atas kekalahan Ahok di Pilkada 2017. "Lah, Ahok saja sudah menikmati hidupnya dengan jadi Komisaris Pertamina, ini kenapa para pembully tidak masih berkutat pada aksi nyinyir," tukasnya.
YN melanjutkan, saat ini ada sekitar 100 - 500 akun yang selalu konsisten membully Anies. "Pertanyaannya sederhana, apakah mereka dibayar atau memang hatinya sudah busuk," tambahnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah berkoordinasi dengan dirinya terkait perubahan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah Jakarta menjadi rumah sehat.
"Terus terang sudah sempat bicara dengan saya, beliau ya," kata Budi saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Budi mengatakan, penjelasan Anies Baswedan kepadanya, hanya terkait perubahan logo dan branding RSUD menjadi rumah sehat. Sementara, untuk akta legal tidak mengalami perubahan.
"Mesti dibedakan apa nama legalnya, dan nama brandingnya. Misalnya ada rumah sakit pakai hospital, kalau kita lihat logonya apa hospital, tapi di aktanya tetap pakai rumah sakit. Jadi update yang disampaikan ke kami secara legal tetap rumah sakit, tapi brandingnya logonya memakai definisi rumah sehat," kata Budi.
Dengan demikian, kata Budi, tidak ada perubahan akta nama rumah sakit.
"Itu seperti perubahan logo sehingga bisa memberikan pesan, perubahan logo memberikan pesan seperti itu," ujar Budi.
Saat disinggung alasan Anies mengganti nama RSUD menjadi rumah sehat, Budi enggan menjelaskannya lebih lanjut. Menurutnya, hal itu menjadi selera masing-masing daerah.
"Itu kan masing-masinglah selera-selera masing. Kalau wartawan mau mengubah logonya masa Menkes yang atur," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengganti nama rumah sakit umum daerah (RSUD) milik DKI di lima wilayah Jakarta menjadi Rumah Sehat. Penjenamaan atau pencitraan itu, kata Anies, dilakukan agar sesuai fungsi pada nama yang digunakan.
"Mengapa penjemanaan dilakukan? karena selama ini RS kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif sehingga datang karena sakit dan untuk sembuh. Untuk sembuh (orang) harus sakit dulu, sehingga tempat ini menjadi tempat orang sakit,” kata Anies.