RN - Sama seperti parlemen di Indonesia, Prancis pecah rekor. Kini Ketua Majelis Rendah di parlemen Prancis dijabat oleh seorang perempuan.
Hal ini menjadi kali pertama perempuan menjabat sebagai pimpinan di lembaga itu. Yael Braun-Pivet dipilih pada Selasa (28/06) sebagai ketua baru di DPR Prancis.
Pada 2019, Puan Maharani diplot PDIP menjadi Ketua DPR. Terpilihnya Puan juga masuk dalam sejarah parlemen karena baru pertama kali, Gedung Parlemen di Senayan dipimpin oleh politisi perempuan.
BERITA TERKAIT :Braun-Pivet terpilih di Majelis Nasional setelah dalam sesi pertama partai Presiden Emmanuel Macron kehilangan suara mayoritas di parlemen.
Braun-Pivet adalah anggota aliansi sentris 'Ensemble', Koalisi liberal yang mendukung Presiden Macron. Saat ini koalisi ini masih memegang kursi terbanyak di DPR Prancis walau tidak menguasai mayoritas suara untuk bisa meloloskan sebuah Undang-Undang.
Braun-Pivet dikenal sebagai politisi yang mendukung hak aborsi. Saat ini DPR Prancis tengah mempersiapkan peraturan untuk menghadapi inflasi dan juga hak aborsi dalam konstitusi Prancis.
Hak aborsi di Prancis disahkan pada 1975 dan mendapat dukungan politik yang luas. Namun, kini Prancis mengkaji ulang peraturan tersebut sebagai tanggapan atas keputusan Mahkamah Agung AS yang menghapus perlindungan konstitusional perempuan untuk aborsi.
Braun-Pivet adalah mantan Sosialis yang bergabung dengan partai Macron pada 2016 dan relatif pendatang baru dalam pembuatan undang-undang. Dia dipilih melalui pemungutan suara rahasia atas kandidat dari partai saingan.
Sejauh ini, perempuan tetap menjadi minoritas di Majelis Nasional. Terpilihnya Braun-Pivet dipandang mengirimkan pesan penting tentang perempuan dalam politik. Ia dikenal sebagai pengacara yang pernah beberapa tahun tinggal di Asia.
Braun-Pivet terpilih pertama kali jadi anggora parlemen pada 2017 dan terpilih kembali bulan ini di distriknya di barat Paris. Ia juga memimpin Komite Hukum di Majelis Rendah selama lima tahun terakhir.