RN - Wafatnya Prof Fahmi Idris meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga, tapi juga bagi banyak orang.
Putri almarhum, Fahira Idris menuturkan, sejak kuliah hingga akhir hayatnya, Fahmi Idris sudah berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai kalangan.
"Dari berbagai interaksi ini jika ada kata atau tindakan almarhum Bapak Fahmi Idris yang kurang berkenan mohon agar dibukakan pintu maaf," ujar Fahira.
BERITA TERKAIT :Ia juga menyampaikan terima kasih atas besarnya perhatian dan doa yang diberikan kepada almarhum.
Fahira bercerita, beberapa tahun terakhir ini, sang ayah tetap berkuliah belajar, dan menulis disertasinya yang kedua setelah meraih gelar doktor Ilmu Manajemen, konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Negeri Jakarta dan kemudian meraih Doktor Ilmu Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI pada Juli 2021. Bahkan pada 9 April 2022, Fahmi Idris dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia oleh Universitas Negeri Padang (UNP).
"Banyak yang bertanya, kenapa Pak Fahmi tetap kuliah, tetap belajar, dan menulis. Bagi Pak Fahmi belajar adalah bentuk tanggung jawab atas kehidupan tentang begitu pentingnya pendidikan," ungkap Fahira.
"Keinginan dan tekad besar Pak Fahmi untuk terus belajar sampai kapanpun berasal dari semesta kasih sayang almarhumah ibunda beliau (nenek saya) yang sepanjang hidupnya selalu mengingatkan dan menekankan bahwa belajar adalah pekerjaan sepanjang hayat," sambungnya.
Pesan dan kasih sayang neneknya itulah yang menjadi terang dan kekuatan bagi Fahmi Idris untuk terus belajar, kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh usia.
Prof. Dr. Fahmi Idris, S.E., M.H bin Idris Marah Bagindo adalah tokoh nasional dan politisi senior yang lahir pada 20 September 1943.
Dari seorang aktivitas mahasiswa tahun 1966, Fahmi Idris kemudian menjadi pengusaha dan politisi serta dipercaya menduduki berbagai jabatan publik antara lain sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2004-2005) dan Menteri Perindustrian (2005-2009).
Fahmi Idris wafat pada Minggu (22/5/2022) dan dimakamkan satu liang lahat bersama sang istri, Hj. Kartini di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.