RN - Presiden Joko Widodo bertolak hari ini ke Washington DC, Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri KTT khusus ASEAN-AS.
Berangkat pukul 7 pagi tadi dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jokowi terbang menggunakan pesawat carter Garuda Indonesia tipe Boeing 777-300ER, bukan pesawat kepresidenan.
Menurut Kepala Sekretaris Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono, pesawat carter ini yang sama ketika Jokowi bertolak ke Roma, Italia, Skotlandia, dan Uni Emirat Arab (UEA) dalam rangka kunjungan kerja.
BERITA TERKAIT :Pengamat telematika Roy Suryo tak habis pikir dibandingkan pesawat carteran, B-737-BBJ yang menjadi pesawat kepresidenan justru lebih canggih karena dilengkapi keamanan super-priority dan antirudal.
Jika alasan efisiensi seperti dikemukakan Kesetpres dinilainya juga tidak relevan. Apalagi, badan pesawat sewaan itu sampai harus dicat dengan logo Setneg.
"Intinya soal EFISIENSI ,
Negara sdh punya B-737-BBJ dgn keamanan Super-priority, Anti-Rudal.
Juga kenapa B-777-300ER harus (repot2) di-CAT BARU (+Logo SetNeg juga) kalau hanya "Sewa" dari Garuda?" cuit Roy yang dikutip Radarnonstop dari akun Twitternya, Selasa (10/5/2022).
Selain memperhitungkan jarak tempuh perjalanan, alasan lain yang diungkap Heru adalah kapasitas pesawat carter lebih banyak. Pesawat presiden RI-1 hanya mampu menampung 48 orang penumpang. Sedangkan, delegasi yang ikut Jokowi ke AS mencapai 62 orang.
"Rombongan khan juga bisa Efisien , tdk harus lbh dari 60-an , katanya KRISIS ?AMBYAR," sentil Roy lagi.
Roy kembali menggarisbawahi kaitan dengan efisiensi karena faktanya pesawat yang digunakan Jokowi bertolak ke AS itu 'sewa' dan 'dicat'. Praktis, ada duit negara yang harus dikeluarkan.
"Dua kata (lagi) : BELAJAR BERHITUNG .. (Kapastitas B-737-BBJ2 itu sebenarnya 67 Orang, bukan 48 Orang," beber mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini, menekankan.