RN - Rizal Ramli membuat komentar pedas. Dia ngoceh nyinyir soal BLT minyak goreng yang akan dilakukan Jokowi.
Dikutip dari akun twitter pribadinya, @RamliRizal, Sabtu (2/4/2022), Rizal nyinyir soal BLT. Diketahui, BLT minyak goreng Rp300 ribu untuk 3 bulan kepada 20,5 juta warga miskin plus 2,5 juta pedagang gorengan.
Program ini untuk menebus kegagalan pemerintah dalam menghadirkan minyak goreng yang terjangkau rakyat. Mantan Menko Kemaritiman di era Jokowi ini, membandingkan besaran BLT minyak goreng dengan tambahan beban rakyat atas mahalnya minyak goreng saat ini. Kesimpulannya: tidak sepadan.
BERITA TERKAIT :Dia menjelaskan, duit BLT sebesar Rp300 ribu setara dengan 12 liter minyak goreng yang saat ini banderolnya Rp25 ribu/liter.
Dampaknya, menurut Rizal, tidak sepadan apabila pemerintah bisa menghadirkan minyak goreng seharga Rp14 ribu per liter. “Banyakan main ece2 dan gimmick: Rp300.000 sama dengan 12 liter minyak goreng. Effeknya kecil dan tidak signifant,” tulis Rizal.
Seharusnya, Presiden Jokowi berupaya untuk menekan harga minyak goreng menjadi Rp14 ribu per liter. Tentunya masih ada jalan untuk merealisasikannya. “Lebih baik stabilkan harga ke 14 ribu — gitu aja kok ndak bisa?,” cuit mantan Menko Ekuin era Presiden Abdurrahman Wahid ini.
“Kebijakan yg cocok untuk negara kecil…tapi buat indonesia yg negara besar…pasti jadi ruwet dan ribet…pasti ada masalah di sana sini…yg pasti kantor BRI jadi ramai lagi….apa di republik ini nggak ada orang pinter ya..?,” kata warganet mengomentari.
“Monopoli sawit itu ada nggak sih? kali aja cuma lewat pemerintah 1 liter 14 ribu,” balas warganet lainnya.
Informasi saja, program BLT minyak goreng ini menyasar 20,5 juta keluarga miskin. Baik yang terdaftar sebagai penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH). Ditambah 2,5 juta pedagang gorengan kaki lima.
Bantuan ini akan diberikan setiap bulan sekaligus, selama 3 bulan, sebesar Rp100 ribu yaitu pada April, Mei dan Juni, yang nantinya akan dibayarkan dimuka pada bulan April 2022 dengan nominal sebesar Rp300 ribu.
“Kebijakan yg cocok untuk negara kecil…tapi buat indonesia yg negara beasr…pasti jadi rewet dan ribet…pasti ada masalah di sana sini…yg pasti kantor BRI jadi ramai lagi….apa di republik ini nggak ada orang pinter ya..?,” kata warganet mengomentari.
“Monopoli sawit itu ada nggak sih? kali aja cuma lewat pemerintah 1 liter 14 ribu,” balas warganet lainnya.