RN - Heboh wacana tunda Pemilu 2024 dan Presiden Jokowi lanjut ke -3 Periode hadir bukan tanpa sebab. Ibarat pepatah, ada asap ada api.
Menurut Ketua Team Investigasi Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98, Prayoga Baskara, ada tiga point penting yang mendasari munculnya wacana tersebut, yakni:
Pertama, kekecewaan Rakyat terhadap Parpo dan elit - elitnya. Rakyat merasa hanya dimanfaatkan dan dibutuhkan saat Pilpres, Pileg, Pilgub dan Pilwalkot. Usai perhelatan - perhelatan tersebut tidak ada upaya dan memelihara konstituen baik oleh partai maupun politisi.
BERITA TERKAIT :“Makanya ada ilustrasi seperti ini dan sudah menjadi slogan rahasia umum, saat pencoblosan sama seperti Pil KB dan Pileg. Kalau Pil KB itu lupa minum pasti jadi dan kalau Pilpres sudah jadi pasti lupa,” ujar Prayoga, Senin (7/3).
Kedua, terlalu banyak obral janji, namun semua janji cuma pepesan kosong, baik itu lewat kontrak politik maupun lainnya sehingga tidak ada yang terealisasi.
Ketiga, parpol dan elit - elitnya tidak mampu hadir maksimal saat konstituen (Rakyat) menyuarakan aspirasi mereka.
“Pada akhirnya, Rakyat Indonesia menilai Pak Jokowi beserta jajaran sukses meraih simpati, sebab pemerintah selalu hadir di tengah masyarakat ketika Rakyat membutuhkan kehadirannya. Selalu aktif dalam berbagai penanggulangan masalah sosial,” papar Prayoga.
“Itu lah berbagai pertimbangan untuk Pak Jokowi lanjutkan ke-3 Periode. Disamping itu meminimalisir pengeluaran berupa penghematan anggaran dan memutus rantai penularan Covid -9 khawatir timbul cluster baru di tengah pandemi dan meminimalisir lahirnya bayi-bayi Koruptor baru,”
Selanjutnya Proyoga juga mengatakan, agar tidak heboh terus menerus soal penundaan Pemilu 2024 dan Presiden Jokowi lanjut ke -3 periode, ada seluruh komponen bangsa duduk bareng.
“Rakyat Indonesia adalah Rakyat yang sudah cerdas, mengedepankan musyawarah bersama, dikenal santun dan beradab. Jika Rakyat Indonesia sudah berkehendak dan SATOE Suara secara BULAT, maka akan terjadi Vox Populi Vox Dei (Suara Rakyat Suara Tuhan),” terang Prayoga.
“Suara Rakyat itu di atas Undang-Undang yang ada di dunia ini. Rakyat yang menentukan dan memilih, bukan lagi di tangan partai politik (Parpol). Rakyat bukan milik Partai Politik akan tetapi Partai Politik itu yang memilih Rakyat. Mau dipilih atau tidak itu adalah hak Rakyat. Hebohnya wanca penundaan Pemilu 2024 dan Presiden Jokowi lanjut ke -3 periode itu ada edukasi dan intropeksi diri. Bukannya saling serang, memaki dan mencaci tidak karuan, #UdahGituAja,” pungkas Prayoga.