RN – Keputusan Roman Abramovich menjual Chelsea, dinilai dapat merusak fokus dan performa para pemain, yang berujung kehancuran The Blues di kancah Liga Primer Inggris musim ini.
Pada Kamis (3/3) dini hari WIB, taipan minyak asal Rusia tersebut mengumumkan secara terbuka, bahwa ia bakal melepas saham Chelsea yang ada dalam genggamannya.
Roman Abramovich terpaksa harus menjual Chelsea seusai meletusnya konflik antara negaranya Rusia dengan Ukraina dalam beberapa hari terakhir.
BERITA TERKAIT :Kedekatannya dengan sejumlah petinggi Rusia termasuk presiden Vladimir Putin, dan dugaan jika ia punya pengaruh besar di pemerintahan Negeri Beruang Merah membuatnya jadi ramai diboikot di Inggris.
Asetnya yang berada di Inggris termasuk Chelsea menjadi susah untuk dikendalikan oleh Abramovich. Akhirnya pria 55 tahun yang juga memegang paspor Portugal dan Israel tersebut, tidak punya pilihan lain untuk menjual klub di angka sekitar 2 miliar Euro.
"Saya ingin menanggapi spekulasi media soal kepemilikan Chelsea FC yang ramai belakangan ini. Seperti yang selalu saya katakan, segala keputusan diambil atas dasar kepentingan klub yang utama," ujar Abramovich.
"Situasi sekarang membuat saya memutuskan untuk menjual klub karena yakin ini adalah jalan terbaik untuk semua pihak termasuk fans, karyawan, sponsor, mitra, dan terutama klub itu sendiri," sambung dia.