RN- Beberapa waktu ini nama Hashim Djojohadikusumo semakin mencuat ke publik karena adik Prabowo Subianto ini dikabarkan sebagai pemilik lahan terbesar di Ibu Kota Negara (IKN) bersama Luhut Binsar Panjaitan dan Sukanto Tanoto.
Hashim juga dikabarkan memiliki sejumlah bisnis di IKN, hingga dirinya disebut sebagai bagian dari oligarki oleh ekonom senior Faisal Basri karena dianggap menerima banyak proyek dari pemerintah, khususnya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menanggapi hal ini, Komunikolog Politik Nasional Tamil Selvan menyayangkan pernyataan Faisal Basri yang tanpa bukti. Pengamat politik yang akrab disapa Kang Tamil ini mengatakan seharusnya Faisal Basri bisa mengecek validasi data terhadap isu yang akan disampaikannya keruang publik, jika tidaj ingin menanggung malu.
BERITA TERKAIT :"Waduh, sekelas bang Faisal Basri ngomong kok tanpa data ya. Ini bukti bahwa senior itu bukan dewa. Jadinya menanggung malu sendiri, atau memang ini pesanan sebagai tanda masuk tahun politik," ungkap Ketua Forum Politik Indonesia ini kepada awak media, Rabu (9/2).
Kang Tamil mengatakan bahwa serangan yang diberikan kepada Hashim merupakan strategi untuk menurunkan kepercayaan rakyat kepada Prabowo Subianto, seolah bergabungnya Prabowo ke pemerintahan Jokowi hanya untuk keuntungan pragmatis semata.
"Ini kan pola yang mau dibangun, bahwa kubu Prabowo gabung ke Jokowi untuk keuntungan pragmatis. Jadi mau mengkerdilkan citra politik Prabowo. Tapi rakyat sudah cerdas, Hashim itu tidak pernah berproyek dengan uang negara, dan itu fakta. Faisal Basri punya ngak data ini?" tegasnya.
Lebih lanjut Kang Tamil mengatakan bahwa saat ini elektabilitas Prabowo semakin meningkat dan hal ini membuat sejumlah pihak yang berada pada oposisi pemerintah tidak senang, sehingga mereka mengunakan berbagai wacana untuk mendegradasi Prabowo.
"Prabowo makin bersinar, hal ini banyak bikin beberapa pihak kejang-kejang. Jadi diolah isu-isu tertentu, oleh orang-orang yang seolah pakar, agar ucapannya dipercaya publik. Ini semua by design. Jelas itu," paparnya.
Sebelumnya diketahui bahwa Hashim Djojohadikusumo sedang mengembangkan proyek air bersih di Kalimantan sejak tahun 2015 sebelum IKN ditetapkan. Adapun sumber pendanaannya murni berasal dari swasta tanpa terlibat APBN maupun APBD.