Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Ungguli Megawati, Elektabilitas Airlangga Hartarto Tak Tertandingi!

ERY | Minggu, 09 Januari 2022
Ungguli Megawati, Elektabilitas Airlangga Hartarto Tak Tertandingi!
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto - Ist
-

RN – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia memaparkan hasil survei elektabilitas calon presiden dari ketua umum partai politik.

Dalam survei yang digelar pada 6-11 Desember 2021 ini, menempatkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungguli Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Airlangga berada di urutan tiga besar calon presiden, yang berasal dari ketua umum partai politik. “Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dengan 6,0 persen, dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berada di posisi keempat dengan 3,7 persen,” jelas Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Minggu (9/1).

BERITA TERKAIT :
Prabowo-Airlangga Diskusi Serius, Utak-Atik Soal Calon Menteri? 
Demokrat Dan PAN Jangan Cemburu, Prabowo Sebut Golkar Kerja Keras Di Pilpres

Ketua umum partai politik dengan elektabilitas tertinggi kedua, menjadi milik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sementara, di bawah Megawati, ada nama Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (2,7 persen), Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (1,7 persen), dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (1,1 persen).

Urutan nama-nama ini berdasarkan pertanyaan dalam simulasi 18 nama ketua umum partai. Indikator Politik Indonesia juga membuat simulasi dengan 9 nama ketua partai.

Hasilnya tak jauh berbeda dengan simulasi 18 ketua partai. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga juga masih berada di urutan tiga besar dengan raihan elektabilitas 6,8 persen, mengungguli Megawati Soekarnoputri yang meraih 4,6 persen.

Survei Indikator Politik Indonesia menggunakan metode multistage random sampling. Total sampel sebanyak 2.020 responden dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang tersebar proporsional di 34 provinsi.

Dari sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dilakukan dengan wawancara tatap muka.