RN - Pimpinan Pusat Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PP PERISAI) geruduk kementerian PUPR menyoroti dugaan pengaturan proyek pembangunan perpipaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Semarang Barat.
Adit koordinator aksi mendesak agar Kementerian PUPR harus objektif dan tidak main mata dalam setiap proyek yang dibuat.
Adit mengatakan bahwa pihaknya mempunyai temuan terkait dugaan Kongkalikong pemenangan proyek SPAM kementerian PUPR di Semarang Barat.
BERITA TERKAIT :"Salah satu hasil temuan kami adalah proses evaluasi teknis yang diabaikan oleh Kementerian PUPR sehingga hal ini yang menguatkan dugaan kami bahwa telah terjadi kongkalikong di dalam proses penentuan pemenang proyek,” Ujar Adit dalam orasinya.
Diketahui berdasarkan data informasi tender di web LPSE PU, proyek Pembangunan Jaringan Perpipaan SPAM Semarang Barat, Jawa Tengah Dimenangkan PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama WIKA yang merupakan perusahaan jasa konstruksi BUMN.
Menurut Adit ada yang janggal ketika proyek Jaringan Perpipaan SPAM ini di menangkan oleh WIKA Karena berdasarkan Evaluasi Tekhnis WIKA tidak memenuhi syarat pokok berupa alat HDD (Hirizontal Directional Drilling) kapasitas > 150 ton 2 unit.
Adit menjelaskan bahwa Alat Hirizontal Directional Drilling Wika KSO dgn PT. Gemilang Karuniatama, Nomer seri alat tersebut sudah terkontrak di proyek SPAM Durolis tahun 2020-2021.
Ia menambahkan bahwa nomer seri HDD yg sama juga terkontrak di proyek SPAM Lampung sampai dengan 2022.
"Dalam dokumen WIKA alat yang diupload masih dipakai untuk proyek lain dan sudah terkontrak sampai tahun 2022, dengan demikian seharusnya WIKA gugur karena alat yang sama dipakai dalam pekerjaan bersamaan itu tidak mungkin,” ujar adit
Menurutnya kalau dokumen penawaran akhirnya diperbaiki secara aturan tidak boleh, karena itu namanya post bidding, dengan demikian harusnya WIKA gugur dalam Lelang.
"Yang kami tahu bahwa PT. Gemilang hanya punya 2 mesin HDD kapasitas 150 ton. Itupun saat ini keduanya sedang ada digresik melakukan pekerjaan,” imbuhnya
Selain menggeruduk Kementerian PUPR dan mengecam dugaan suap yang dilakukan oleh WIKA, Adit dalam orasinya meminta KPK segera menyelidiki proses lelang yang di menangkan WIKA.
"Kami juga mendesak KPK untuk melakukan pemeriksaan terkait dugaan suap yang dilakukan WIKA dalam memenangkan lelang proyek SPAM di Semarang Barat,” tutup Adit.