RN - Tidak terasa, Anies Baswedan sudah empat tahun memimpin Jakarta. Lalu, apa saja yang telah dicapai dalam membangun ibu kota.
Anies dinilai sebagai pemimpin yang tidak gila pujian. Kesimpulan itu terungkap dalam diskusi bertema Mengukur 4 Tahun Pencapaian Kinerja Kepemimpinan Gubernur Anies yang diselenggarakan Forum Pemuda Peduli Jakarta (FPPJ), Sabtu (25/9/2021).
Anggota DPD RI Syilviana Murni mengatakan, Anies mempunyai visi ingin menjadikan Jakarta menjadi kota yang berbudaya. Dan ini hasilnya adalah mewujudkan kesejahteraan bagi warga semua.
BERITA TERKAIT :Satu catatan dari mantan Wali Kota Jakpus ini ketika pandemi COVID-19 melanda dunia dan Jakarta menjadi ibu kota negara yang sukses melawan penyakit mematikan itu.
Dalam waktu singkat kata Bunda Sylvi sapaan akrabnya kalau penyebaran pandemi COVID-19 bisa diminimalisir. Awalnya, jumlah penderita Corona di Jakarta adalah yang tertinggi, belakangan turun drastis.
"Di tangan Anies, Jakarta cepat keluar dari kondisi pandemi COVID-19. negara lain pun heran dengan capaian ini," terangnya, Sabtu (25/9).
"Dia (Anies) tidak pernah merasa semuanya ini adalah hasil kerjanya sendiri. Proyek trotoar dan rumah DP 0% adalah torehan prestasi Anies. Ditambah lagi pembangunan lahan untuk UMKM serta kepeduliannya dalam mengatasi masalah gizi buruk (stunting) di ibu kota," ungkap Syilvi.
"Saya ingat betul, Thamrin 10 adalah ruang terbuka hijau yang lahannya masih dalam sengketa. Namun, Anies tak ragu membangun tempat berusaha kalangan UMKM," tambahnya.
Terkait kritik, dirinya meyakini, Gubernur Anise bukanlah figur yang anti kritik. "Saya sering juga berikan kritik kepada Gubernur Anies. Namun, sifatnya tabayun bukan ekspose. Alhamdulillah responsnya cepat dan segera dibenahi," tegasnya lagi.
Hal senada diucapkan Irwandi. Tokoh dari warga Minang di Jakarta ini mengungkapkan keberpihakan Anies terhadap pedagang kecil. Contohnya adalah soal jembatan penyebrangan yang menghubungkan Pasar Tanah abang ke stasiun. "Ada 435 UMKM yang terbantu," kata irwandi yang juga Wakil Wali Kota Jakpus ini.
Tak Pernah Klaim
Politisi senior NasDem Bestari Barus menilai, jika diukur kinerja Anies selama empat tahun harus komprehensif. Tentunya jauh dari muatan politik atau ditunggangi kepentingan kelompok yang hanya menimbulkan kegaduhan semata.
"Hentikanlah penilian yang jauh dari obyektivitas. Apalagi yang kental politisasi," kata Bestari.
"Apalagi mengkaitkan Anies dengan Pilpres 2024 yang masih jauh. Kenapa enggak kritik anggaran kunjungan kerja DPRD yang angkanya cukup besar. Sekarang kan eranya digital, semuanya bisa dilakukan dengan zoom meeting yang lebih menghemat anggaran," imbuh Bestari.
Terkait kritik masih minimnya pendapatan Pemprov DKI dari sektor pajak, kata dia, haruslah konstektual dengan zamannya.
"Saat ini, Indonesia tengah didera pandemi COVID-19 yang berdampak kepada merosotnya perekonomian. Misalnya, target (pajak) APBD DKI sebesar Rp70 triliun, tidak bisa dicapai. Lho, kan harus obyektif. Saat pandemi COVID-19 banyak orang atau perusahaan enggak kuat bayar pajak. Bayar pojok motor saja tak punya duit," ungkap mantan anggota DPRD DKI ini.
Bastari melanjutkan, sosok Anies sangatlah berjiwa negarawan. "Ketika ada keberhasilan menyangkut program kerja Pemprov DKI, Anies tak pernah membanggakan diri. Dia selalu bilang, saya kan hanya meneruskan konsep atau rencana pendahulu saya. Dia enggak peduli apakah pendahulunya itu kawan atau bahkan kompetitornya dalam pilkada," tegasnya.
Selanjutnya, dia membeberkan pengalaman ketika mengkritik Anies. "Dulu saya pernah mentertawakan Pak Anies. Dia bilang, ayo kembalikan semuanya ke dalam bumi. Saat ini ada program drainase vertikal, di mana air dimasukkan lagi ke bumi. Ternyata benar. Belum lagi Jakarta selalu memperoleh WTP," lanjutnya.