RADAR NONSTOP - Cawapres nomor urut 2, Sandiaga Uno menjelma menjadi idola emak-emak. Kubu sebelah gerah dan menuding ibu-ibu dimanfaatkan untuk kepentingan politik.
Tudingan tersebut dilontarkan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto saat konsolidasi di kantor DPC PDIP Kabupaten Bekasi, Jalan Inspeksi Kalimalang, Cikarang Pusat, Sabtu (17/11/2018), dalam rangka Safari Kebangsaan.
Selain dihadiri Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, acara tersebut juga dihadiri Ketua DPD PDIP Jawa Barat Tubagus Hasanuddin, Bendahara DPD PDIP Jawa Barat Waras Wasisto, anggota DPR Risa Mariska dan Daniel Lumban Tobing, Ketua DPRD Jawa Barat Inne Purwadewi, serta Sumiati Moctar.
BERITA TERKAIT :Menanggapi tudingan bernada nyinyir ini, Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno mengungkapkan, setelah lebih dari 70 kabupaten dan kota.
“Kami lihat antusiasme emak-emak yang secara proaktif mendatangi Pak Prabowo dan Pak Sandi dan menitipkan aspirasinya," ujarnya.
Eddy menilai, penyampaian aspirasi itu merupakan gerakan yang secara otomatis dilakukan oleh emak-emak untuk menyalurkan apa yang belum terpenuhi.
"Kalau dilihat dari situ, justru emak-emak punya harapan besar terhadap Pak Prabowo dan Pak Sandi," imbuhnya.
Eddy bahkan mengatakan, setelah berkampanye keliling ke banyak lokasi, cenderung emak-emak yang proaktif ingin bicara dengan Prabowo atau Sandiaga.
Jika tidak dipenuhi, emak-emak akan cenderung memaksa. “Karena mereka melihat sosok Pak Prabowo adalah sosok yang tegas, Sandi sebagai seorang pengusaha sukses, juga sebagai Wakil Kadin di bidang UMKM, banyak sekali punya pengalaman, yang bisa memenuhi harapan emak-emak ini," bebernya.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Politisi PKS ini menilai Hasto kurang memahami dinamika emak-emak saat ini, karena menurutnya, saat ini banyak emak-emak yang memang peduli pada masalah perpolitikakn Tanah Air.
"Emak-emak sekarang punya kepedulian politik yang tinggi. Banyak dari mereka berjuang untuk mencintai negeri," katanya.
Selain hal tersebut, menurut inisiator gerakan #2019GantiPresiden itu, Prabowo-Sandi ternyata mendengar jeritan emak-emak itu yang selalu mengangkat masalah harga-harga yang kian mahal, karena emak-emak memang merupakan kalangan yang paling merasakan dampak kondisi ekonomi saat ini.
"Kalangan emak-menak itulah dijadikan inspirasi oleh Prabowo-Sandi," imbuhnya.
Ia mengingatkan bahwa stabilitas keluarga sangat ditentukan oleh stabilitas rumah tangga, dan emak-emaklah manajer yang merasakan dampak ketidakmampuan mengelola supply and demand oleh pemerintah. Prabowo-Sandi merencanakan dalam jangka panjang Indonesia dapat berdaulat pangan dan energi.
"Buat Prabowo-Sandi, emak-emak bukan hanya sumber inspirasi, tapi segmen yang paling didengar dan diberi peran," imbuhnya lagi.
Direktur Pencapresan PKS, Suhud Alynudin, bahkan menyebut bahwa saat ini emak-emak merupakan korban kegagalan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan, karena hingga sejauh ini Presiden Jokowi sebagai calon petahana di Pilpres 2019 masih mengandalkan gaya pencitraan dalam berpolitik.
"Tim Jokowi tampak masih mengandalkan strategi lama, yaitu pencitraan. Padahal sekarang masyarakat sudah merasakan langsung dan dapat menilai kinerja Pak Jokowi yang terbukti tak sesuai dengan janji. Emak-emak salah satu korban kegagalan pemerintah dalam mensejahterakan rakyat," pungkasnya.